Mohon tunggu...
Bagus Suminar
Bagus Suminar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UHW Perbanas Surabaya dan Pemerhati Ilmu Manajemen

Ayah dgn 2 anak dan 1 cucu, memiliki hobi menciptakan lagu anak dan pemerhati manajemen mutu pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manajemen Mutu Perguruan Tinggi: Dilema Penerapan PPEPP

14 Agustus 2024   13:45 Diperbarui: 16 Agustus 2024   06:42 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam banyak kasus, mereka cenderung melihat PPEPP sebagai beban tambahan, bukan sebagai tools yang dapat membantu mereka meningkatkan kinerja dan hasil kerja mereka. Tanpa suport, komitmen dan dukungan penuh dari seluruh elemen di perguruan tinggi, PPEPP hanya akan menjadi jargon yang tidak memiliki makna apa-apa.

Baca juga: PPEPP vs. PDCA

Komitmen dari top management juga menjadi faktor krusial yang sering kali terabaikan. Tanpa komitmen, perhatian dan dukungan penuh dari pimpinan, upaya untuk menerapkan PPEPP akan menemui banyak kendala. 

Pimpinan perguruan tinggi harus mampu memberikan arahan yang jelas, mendukung tim SDM dalam menghadapi tantangan, dan memastikan bahwa siklus PPEPP tidak hanya menjadi kebijakan di atas kertas, tetapi benar-benar diterapkan dalam praktik keseharian. 

Namun sayangnya, tidak semua pimpinan memiliki visi misi yang sama. Ada juga pimpinan yang kurang paham tentang fungsi dan peran siklus PPEPP dalam peningkatan mutu di institusi mereka.

Sumber daya (resources) yang terbatas juga menjadi tantangan serius dalam penerapan PPEPP. Implementasi yang efektif membutuhkan anggaran dan investasi waktu, tenaga, dan dana yang tidak sedikit. 

Proses penetapan standar SPMI, pelaksanaan kebijakan, evaluasi kinerja dan audit mutu internal, pengendalian hasil, hingga peningkatan berkelanjutan (kaizen) memerlukan upaya yang konsisten dan berkelanjutan. 

Namun, banyak perguruan tinggi, terutama yang berada di daerah (seperti Indonesia bagian timur) atau PT dengan budget terbatas, merasa kesulitan untuk memenuhi tahapan siklus ini. 

Mereka mungkin kekurangan SDM yang terlatih, alat evaluasi yang memadai, atau bahkan waktu yang cukup untuk melakukan proses yang berkelanjutan ini. Akibatnya, Siklus PPEPP tidak dapat dijalankan dengan baik, dan hasil yang diharapkan jelas sulit untuk dicapai.

Walau demikian, kendala-kendala ini bukanlah alasan untuk mengabaikan peran pentingnya PPEPP. Kendala diatas, perlu menjadi pemicu untuk melakukan introspeksi dan perbaikan dalam cara PPEPP diimplementasikan. 

Perguruan tinggi harus lebih bersungguh-sungguh dan proaktif dalam "mengedukasi" semua pihak terkait PPEPP. Perguruan tinggi harus membangun budaya organisasi yang mendukung perubahan, mengalokasikan sumber daya dengan bijak, dan memastikan komitmen yang kuat dari segenap pucuk pimpinan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun