Mohon tunggu...
Bagus Sugiarto
Bagus Sugiarto Mohon Tunggu... Lainnya - Menuju yang lebih bak

Tiada berkesudahan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pelayan, Antara Kapasitas dan Profesionalitas

7 Februari 2021   07:25 Diperbarui: 8 Februari 2021   16:27 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di waktu senggang setelah melewati berbagai rutinitas keseharian, kubuka media sosial pribadi. Berbagai status dari ratusan hingga ribuan teman kujelajahi. Mulai dari tatus lucu, sedih, gembira dan lain sebagainya yang seakan semua problematika kehidupan ada di situ. Sampai juga pada status seseorang yang agak lain dari yang lain. Yaitu kekesalan pelanggan warung makan yang dalam penyajian tidak sesuai menurut seleranya.

"Ni pelayan msh perlu di didik cara penyajian yg benar" begitu kira-kira status kekesalan yang diunggah melalui media sosial.

Sebelum kita menanggapi kekesalan tersebut mari kita pahami dulu apa arti dari pelayan sebuah rumah makan atau sejenisnya. Pelayan menurut Wikipedia berarti orang yang bekerja di restoran, bar, maupun kafe untuk melayani pengunjung yang datang. Pekerjaan ini termasuk dalam sektor jasa. Pelayan mencatat pesanan pengunjung dan kemudian membawa makanan atau minuman ke meja pemesan. Seorang pelayan yang baik dapat membantu pengunjung dengan merekomendasikan menu terbaik. 

Sedangkan menurut KBBI pelayan n 1 orang yg melayani; 2 pembantu; pesuruh;

Jadi kesimpulannya adalah Pelayan pada sebuah warung makan, restoran atau sejenisnya adalah bertugas untuk:

1. Menyapa Tamu dan Mengantarkan Menuju Meja Tamu

2. Mencatat Pesanan Tamu

3. Mengorder Pesanan ke Dapur 

4. Mengantarkan Pesanan Menuju Meja Tamu

5. Membersihkan Meja Tamu 

Jika demikian kenapa pelayanan pada masing-masing rumah makan, restoran dll  berbeda-beda ? Inilah yang harus dipahami bahwa walaupun tugas pelayan sama di setiap rumah makan, restorn, bar dll tapi dalam pelayanannya tidak sama.  Sebagai contoh bahwa si Fulan makan di warung A, oleh pelayan warung tersebut dilayani dengan apa adanya. Lain halnya jika si Fulan makan di restoran, maka si Fulan dilayani dengan dengan layanan prima oleh pelayan tersebut.

Mengapa demikian ?

Di laman Zitizen Jawa Pos dijelaskan sejelas-selasnya bahwa :

Suatu tempat makan dikategorikan sebagai restoran kalau punya aturan dan standar tertentu. Misalnya, standar kualitas menu, standar pelayanan, standar penampilan karyawan, dll. 

Selain itu, suatu restoran juga dikelola oleh sistem manajemen profesional. Artinya, ada bagan struktur kerja yang jelas. Seperti manajer, pengawas, dan pelayan. Karena standar-standar ini, restoran biasanya terkesan ekslusif. Harganya cenderung mahal karena harus membayar Pajak Penambahan Nilai (PPN). Menu di restoran juga lebih terspesifikasi lho. Dengan kata lain, menu restoran biasanya fokus pada jenis makanan tertentu yang jadi signature tempat itu. Meski dalam praktiknya banyak menu lain yang bisa kamu temukan. 

Sedangkan Pada Rumah makaN tidak punya sistem manajeman dan aturan-aturan baku yang mengikat. Biasanya, operasional rumah makan lebih luwes.  

Bahkan, rumah makan banyak yang dikelola dan dimiliki oleh sebuah keluarga. Alhasil, meski tetap dikelola secara profesional, nggak ada aturan dan struktur manajemen yang kaku pada rumah makan.  Selain itu, menu rumah makan juga lebih bervariasi dan nggak terpatok pada standar tertentu. Di banyak tempat, rumah makan juga menyediakan menu yang sudah matang. Jadi, waktu pengunjung datang, pelayan tinggal mengantarkan menu sesuai pesanan tanpa memasak dulu.

Jadi dari keterangan di atas bisa disimpulkan bahwa walapun sama-sama sebagai pelayan, untuk katagori retoran dan rumah makan jelas berbeda, baik dari kapasitasnya maupun dari segi profesionalitasnya. Maka jangan heran kalau pelayan rumah makan dalam pelayanan tidak sama dengan pelayanan di retoran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun