Mohon tunggu...
Bagus Sudewo
Bagus Sudewo Mohon Tunggu... Lainnya - Blog

Gen Z | Contributor Writer Yoursay.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

5 Langkah Membangun Minat Anak TK pada Matematika Tanpa Angka!

31 Oktober 2024   16:41 Diperbarui: 1 November 2024   07:45 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Pexels/Pavel Danilyuk

Perbincangan tentang pentingnya mengenalkan matematika sejak usia dini semakin hangat setelah Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyinggung pentingnya pengenalan matematika di tingkat TK. Ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya pembelajaran matematika sebagai fondasi keterampilan STEM di masa depan. 

Tidak sedikit ahli yang setuju bahwa pemahaman matematika di usia dini berperan penting dalam mendukung perkembangan kognitif anak. Namun, bagaimana cara terbaik mengenalkan matematika pada anak-anak yang baru mulai mengenal dunia?

Di usia dini, anak-anak masih sangat bergantung pada pengalaman langsung. Oleh sebab itu, para ahli menyarankan bahwa pendekatan terbaik dalam mengajarkan matematika bukan dengan angka atau operasi yang abstrak, tetapi melalui aktivitas nyata dan menyenangkan yang mengembangkan pola pikir matematis. Pengenalan ini mencakup kemampuan dasar seperti melihat pola, memahami perbandingan, dan mengenal ritme tanpa harus fokus pada angka.

Artikel ini akan mengupas lima langkah yang bisa dilakukan orang tua dan guru untuk membangun minat anak terhadap matematika tanpa angka. Pendekatan ini tidak hanya relevan dengan tahap perkembangan anak, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang positif sehingga anak merasa percaya diri dan tertarik pada matematika di masa depan.

Langkah 1: Kenalkan Konsep Pola melalui Aktivitas Sehari-hari

Pola adalah salah satu fondasi dasar dalam matematika yang bisa dikenalkan pada anak tanpa harus menggunakan angka. Memahami pola membantu anak untuk melihat keteraturan di dunia sekitar mereka, dan ini merupakan langkah pertama dalam membentuk pola pikir matematis. Anak-anak usia TK dapat dikenalkan dengan pola melalui berbagai aktivitas sehari-hari yang sederhana dan menyenangkan.

Aktivitas Praktis: Salah satu cara efektif untuk mengenalkan pola adalah dengan menggunakan benda-benda yang sering mereka jumpai di sekitar. Misalnya, Anda bisa mengajak anak untuk menyusun balok warna secara berurutan---merah, biru, merah, biru---dan meminta mereka melanjutkan pola tersebut. Aktivitas lain yang bisa dicoba adalah permainan ritme, seperti tepuk tangan dua kali lalu hentakkan kaki satu kali, lalu ulangi pola tersebut. Aktivitas ini bisa dilakukan sambil bernyanyi atau mendengarkan lagu, yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga memperkuat ingatan anak akan pola.

Manfaat: Dengan mengenalkan konsep pola, anak akan terbiasa berpikir logis dan mampu mengenali keteraturan dalam hal-hal yang tampak acak. Hal ini juga membantu mereka mengembangkan keterampilan dasar dalam pemecahan masalah. Aktivitas sederhana ini tidak hanya memperkenalkan pola pikir matematis tetapi juga meningkatkan kepekaan mereka terhadap lingkungan dan hal-hal yang berulang di sekelilingnya.

Langkah 2: Ajak Anak Mengenal Ukuran dan Perbandingan

Selain pola, pemahaman tentang ukuran dan perbandingan juga merupakan dasar penting dalam matematika yang bisa dikenalkan tanpa angka. Anak-anak usia TK secara alami tertarik pada perbedaan ukuran---mereka suka membandingkan benda yang besar dan kecil, panjang dan pendek, serta berat dan ringan. Aktivitas ini memungkinkan anak memahami hubungan sederhana antara benda-benda di sekitar mereka tanpa merasa tertekan oleh angka atau hitungan.

Aktivitas Praktis: Banyak aktivitas sehari-hari yang bisa membantu anak mengenal konsep ini. Misalnya, saat bermain di taman, Anda bisa mengajak anak untuk membandingkan benda-benda di sekitar, seperti batu besar dan kecil atau daun panjang dan pendek. Di rumah, kegiatan sederhana seperti mengukur benda dengan tangan atau menyusun mainan dari yang terbesar ke yang terkecil juga sangat efektif. Anda juga bisa mencoba permainan seru seperti "Tebak Mana yang Lebih Besar" dengan menunjukkan dua benda dan meminta anak memilih mana yang ukurannya lebih besar.

Manfaat: Dengan mengenal konsep ukuran dan perbandingan, anak-anak akan memiliki pemahaman dasar tentang pengukuran yang relevan untuk kehidupan sehari-hari mereka. Aktivitas ini juga membantu mereka memahami hubungan kuantitatif sederhana tanpa harus melibatkan angka. Selain itu, pemahaman ini nantinya akan membangun fondasi kuat untuk belajar pengukuran lebih lanjut saat mereka memasuki tahap pembelajaran formal.

Langkah 3: Menggunakan Narasi dan Cerita untuk Mengenalkan Logika Matematika

Anak-anak usia TK umumnya sangat menikmati cerita dan dongeng. Narasi dan cerita ini dapat menjadi cara yang efektif untuk mengenalkan konsep logika dan urutan dalam matematika. Tanpa menggunakan angka, cerita dapat membantu anak memahami konsep logis sederhana, seperti urutan peristiwa atau sebab-akibat, yang merupakan bagian dari pola pikir matematis.

Aktivitas Praktis: Mulailah dengan cerita yang memiliki urutan peristiwa yang jelas dan mudah diikuti. Misalnya, ceritakan kisah tentang hewan-hewan di hutan: "Pertama, Si Bebek pergi ke kolam untuk berenang, lalu Si Kucing menyusul, dan terakhir datanglah Si Kelinci." Setelah cerita selesai, tanyakan kepada anak urutan kejadiannya---siapa yang datang lebih dulu, siapa yang menyusul, dan seterusnya. Anda juga bisa membuat cerita yang melibatkan "penghitungan" secara tidak langsung, misalnya, "Di pohon ada dua burung, lalu datang satu burung lagi."

Manfaat: Cerita seperti ini melatih anak-anak untuk mengikuti urutan dan memahami hubungan antar-peristiwa tanpa mengandalkan angka. Dengan memahami logika melalui cerita, mereka juga belajar mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis secara alami. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga meningkatkan daya ingat anak terhadap urutan dan konsekuensi logis dalam sebuah peristiwa.

Langkah 4: Bermain dengan Benda Konkret untuk Mengenalkan Kuantitas

Sebelum anak diperkenalkan dengan angka atau simbol matematika, memahami konsep kuantitas melalui pengalaman nyata sangatlah penting. Bermain dengan benda konkret memungkinkan anak mengembangkan pemahaman sederhana tentang "lebih banyak" atau "lebih sedikit" tanpa harus terjebak pada angka. Pengalaman ini memberikan fondasi yang kuat untuk pengenalan angka di tahap selanjutnya.

Aktivitas Praktis: Coba ajak anak bermain dengan benda-benda yang bisa mereka lihat dan sentuh, seperti kancing, balok, atau buah kecil. Misalnya, mintalah anak untuk mengelompokkan benda-benda tersebut menjadi dua kelompok: satu kelompok dengan jumlah yang lebih banyak dan satu kelompok dengan jumlah yang lebih sedikit. Anda juga bisa menggunakan lego atau mainan sejenis untuk mengenalkan konsep "lebih" dan "kurang." Aktivitas lain yang menyenangkan adalah meminta anak memindahkan satu demi satu benda dari satu tempat ke tempat lain, yang membantu mereka menyadari penambahan kuantitas secara fisik.

Manfaat: Dengan mengenalkan kuantitas melalui benda konkret, anak-anak belajar dasar-dasar matematika dengan cara yang lebih nyata dan relevan. Aktivitas ini juga membantu anak memahami konsep pengelompokan, yang berguna saat mereka belajar operasi dasar di kemudian hari. Selain itu, bermain dengan benda nyata meningkatkan keterlibatan anak, membantu mereka merasa lebih percaya diri dalam memahami konsep kuantitas secara alami.

Langkah 5: Gunakan Musik dan Gerakan untuk Mengenalkan Ritme Matematika

Musik dan gerakan memiliki keterkaitan erat dengan pola dan ritme, yang juga menjadi dasar dalam konsep matematika. Dengan mengajak anak bernyanyi atau bermain ritme melalui gerakan, mereka bisa belajar tentang pola berulang dengan cara yang menyenangkan dan alami. Metode ini sangat efektif karena membantu anak mengenali struktur tanpa harus berurusan dengan hal yang abstrak.

Aktivitas Praktis: Coba kegiatan sederhana seperti bernyanyi sambil bertepuk tangan sesuai dengan irama lagu. Misalnya, anak bisa diajak bertepuk tangan dua kali lalu menghentakkan kaki sekali, dan mengulangi pola tersebut sepanjang lagu. Permainan lompat-lompatan dengan urutan tertentu, seperti lompat dengan urutan kaki kanan, kaki kiri, lalu dua kaki, juga merupakan aktivitas yang bisa melatih ritme. Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga membangun koordinasi antara otak dan gerakan fisik anak.

Manfaat: Aktivitas berbasis musik dan gerakan membantu anak mengembangkan pemahaman tentang pola dan urutan secara kinestetik. Ini melatih otak mereka untuk mengenali pola dengan cara yang sangat intuitif. Selain itu, melalui kegiatan yang melibatkan gerakan, anak-anak lebih aktif terlibat dalam pembelajaran, yang membantu mereka lebih cepat menangkap dan mengingat pola berulang.

Memperkenalkan matematika pada anak usia dini tidak harus dimulai dengan angka atau operasi hitung yang rumit. Sebaliknya, pendekatan yang berfokus pada pola pikir matematis---seperti mengenalkan pola, ukuran, logika, kuantitas, dan ritme---lebih sesuai dengan perkembangan anak di tahap ini. Melalui lima langkah sederhana yang berfokus pada pengalaman sehari-hari, anak dapat belajar matematika dengan cara yang menyenangkan dan bebas tekanan.

Dengan menggunakan cara-cara yang kreatif, orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak membangun kepercayaan diri serta minat mereka pada matematika sejak dini. Pendekatan ini tidak hanya membantu anak mengembangkan keterampilan berpikir logis tetapi juga menciptakan fondasi yang kuat bagi pembelajaran matematika yang lebih kompleks di masa depan.

Cobalah berbagai aktivitas yang disarankan dalam artikel ini bersama anak Anda, dan perhatikan bagaimana mereka belajar!

Referensi

Ariyana, I. K. S. (2020). Pembelajaran konsep pola untuk anak usia dini dalam kaitannya dengan problem solving. Widya Kumara: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 22-32. 

Cahyaningrum, W. N., Rasmani, U. E. E., & Pudyaningtyas, A. R. (2022). Profil Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Usia 4-5 Tahun (Penelitian Survei Di Tk Gugus Dahlia Wonosari, Klaten). Kumara Cendekia, 10(2), 109-119.

Fauziyah, S. Z., Ratnasih, T., & Muftie, Z. M. Z. (2023). HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MENGENAL POLA ABCD-ABCD DENGAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK USIA DINI (Penelitian di Kelompok B1 RA Persis 3 Cikutra Bandung). Preschool: Jurnal Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 12-20.

NURHAZIZAH, N. (2014). Peningkatan kemampuan matematika awal melalui strategi pembelajaran kinestetik. Jurnal pendidikan usia dini, 8(2), 337-346. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun