Digitalisasi perdagangan pedesaan sedang berlangsung. Beberapa bentuk transformasi digital yang dapat diterapkan di pasar tradisional pedesaan antara lain menggunakan platform dan aplikasi online untuk promosi dan penjualan produk, menerapkan sistem pembayaran digital, menerapkan manajemen inventaris berbasis teknologi, dan menganalisis data penjualan.
Transformasi pasar tradisional menjadi pasar digital di pedesaan Indonesia merupakan respon terhadap perkembangan teknologi dan perubahan perilaku konsumen. Transformasi digital pasar konvensional di pedesaan menjadi semakin penting seiring dengan perkembangan teknologi dan e-commerce yang mengubah pola belanja konsumen.
Kondisi Akses Internet di Desa-desa di IndonesiaÂ
Meskipun jumlah pengguna internet di Indonesia cukup tinggi, mencapai 215,63 juta orang atau 78,19% dari total populasi di tahun 2022-2023, akses internet di desa-desa masih menghadapi beberapa tantangan. Sekitar 15.000 desa memiliki akses internet yang buruk atau bahkan tidak ada sama sekali (blank spot area). Hanya 36% orang dewasa di daerah pedesaan yang telah menikmati internet, dibandingkan dengan 62% di daerah perkotaan.
Peningkatan akses internet sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur internet akan memainkan peran penting dalam membuka akses ke peluang ekonomi baru bagi masyarakat pedesaan selain melalui pasar tradisional. Internet memungkinkan masyarakat desa untuk mendapatkan penghasilan tambahan melalui pembuat konten atau menjual produk lokal secara online.
Pengaruh E-commerce terhadap Keberlangsungan Pasar Tradisional
E-commerce telah berdampak pada keberadaan pasar tradisional di Indonesia. Platform e-commerce menawarkan persaingan yang lebih ketat bagi para pedagang pasar konvensional. Toko-toko online seringkali menawarkan harga yang lebih rendah dan pilihan produk yang lebih lengkap, sehingga memaksa para pedagang tradisional untuk bersaing dalam hal harga dan kualitas layanan.
Banyak pedagang di pasar tradisional yang melaporkan penurunan volume penjualan akibat pergeseran perilaku belanja konsumen ke platform online. Konsumen cenderung lebih memilih kenyamanan berbelanja online, yang mengakibatkan penurunan jumlah pengunjung pasar tradisional.
Di beberapa daerah, seperti Bengkulu, sudah terlihat dampaknya dalam bentuk banyaknya toko di pasar tradisional yang kosong atau tutup karena masyarakat lebih memilih berbelanja melalui e-commerce.
Meskipun demikian, pasar tradisional masih dianggap penting dalam industri ritel makanan di Indonesia. Data dari laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang berjudul Indonesia: Retail Foods menunjukkan bahwa pasar tradisional masih mendominasi penjualan ritel makanan, minuman, dan kebutuhan sehari-hari dibandingkan dengan e-commerce.
E-Commerce dan UMKM Desa
Internet memungkinkan UMKM desa menjangkau pasar yang lebih luas, baik secara lokal, nasional, maupun internasional. E-commerce dapat mengurangi biaya operasional dibandingkan dengan toko fisik, sehingga UMKM desa dapat beroperasi dengan biaya yang lebih rendah. Akses internet dapat memberikan UMKM desa alat pemasaran digital yang lebih efektif dan terjangkau.
Dengan akses internet yang lebih baik dan dukungan yang tepat, e-commerce dapat secara efektif memberdayakan ekonomi desa dan mengurangi kesenjangan digital antara desa dan kota di Indonesia.
Peluang E-commerce oleh UMKM Desa
E-commerce telah mengubah lanskap bisnis secara drastis, dan UMKM desa tidak luput dari pengaruhnya. Melalui platform e-commerce, UMKM desa dapat tumbuh dan berkembang, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan perekonomian desa. UMKM desa bisa menjangkau pasar yang lebih luas, baik secara lokal, nasional, maupun internasional. Melalui platform online, produk UMKM dapat dikenal oleh masyarakat di seluruh Indonesia bahkan dunia. Biaya operasional dapat dikurangi dibandingkan dengan memilki toko fisik. Pemasaran melalui media sosial dan e-commerce jauh lebih terjangkau daripada media konvensional.