Mohon tunggu...
Bagus Sudewo
Bagus Sudewo Mohon Tunggu... Lainnya - Blog

Gen Z | Contributor Writer Yoursay.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Punya Kebiasaan Telat? 4 Sifat Buruk Ini Bisa Jadi Ada pada Dirimu

4 Februari 2023   14:38 Diperbarui: 4 Februari 2023   16:00 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebiasaan Telat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Di Indonesia, kita sudah biasa mendengar cerita dan keluhan orang-orang yang menunggu berjam-jam untuk seseorang yang datang dan sudah biasa dengan istilah 'jam ngaret'. Beberapa juga mungkin memiliki kebiasaan membatalkan rencana di saat-saat terakhir, atau terkadang juga mengubah rencana secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Apakah kamu termasuk orang yang suka terlambat? Jika iya, empat alasan buruk dari orang terlambat ini mungkin melekat pada dirimu.

1. Menyepelekan yang Sudah Ontime

Kamu mungkin tidak cukup menghargai mereka yang tepat waktu, dalam hal ini kamu juga tidak menyadari mengapa orang lain menganggap keterlambatan menyinggung perasaan. Keterlambatan kita dapat berdampak pada jadwal orang lain selanjutnya juga rencana mereka untuk hari itu. Itu untuk situasi sosial, namun bagaimana jika terlambat ketinggalan pesawat atau kereta api? Mereka tidak akan menunggu keterlambatanmu. Akhirnya keterlambatan juga merugikan diri sendiri.

2. Perkiraan Alokasi Waktu yang Tidak Tepat

Orang yang terlambat cenderung menyepelekan waktu. Misalnya, kamu terlalu optimis tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berapa banyak yang bisa kamu selesaikan, terutama jika kegiatan itu tidak sulit. Ini disebut kesalahan perencanaan. Kekeliruan perencanaan adalah istilah yang digunakan oleh Kahneman dan Tversky, psikolog dari Amerika, untuk menggambarkan kecenderungan kita meremehkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas.

Terkait dengan planning fallacy, kamu hanya berpikir dengan kemungkinan kondisi terbaik. Namun, bisa saja akan memakan waktu lebih banyak dari perkiraan. Saat ingin memperkirakan berapa lama waktu menyelesaikan suatu tugas, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk menghindari jebakan kesalahan perencanaan dan mulai membuat perkiraan yang lebih realistis. Cara mengatasi hal itu dengan melihat situasi yang dihadapi dan beberapa kejadian yang tak terduga.

3. Tidak Memiliki Disiplin Waktu dalam Berkegiatan

Keterlambatan juga bisa disebabkan oleh keengganan kita untuk berpindah aktivitas, mengakhiri satu aktivitas dan memulai aktivitas lainnya. Contohnya, kamu kebiasaan telat bangun tidur karena malamnya menunda tidur sampai larut malam hanya untuk melihat sosial media. Menghentikan sesuatu yang sedang kita lakukan untuk melakukan hal lain bisa jadi menjengkelkan. Namun, dibutuhkan kemauan keras untuk melakukannya.

4. Memelihara Sifat Pasif Agresif

Kebiasaan terlambat terkadang memiliki alasan yang lebih agresif.  Ini termasuk alasan yang berkaitan dengan kemarahan, seperti terlambat karena temperamen buruk. Menurut Neel Burton, seorang psikiater sekaligus pengajar dari Oxford menyebut keseringan terlambat karena suasana hati yang buruk diartikan sebagai perilaku pasif-agresif. 

Ketika seseorang marah, mereka dapat menunjukkan perasaannya secara pasif-agresif dengan bertindak tenang namun marah. Perilaku ini memungkinkan orang tersebut untuk mengekspresikan marah secara diam-diam. Salah satu cara seseorang melakukan ini adalah dengan sering terlambat dengan tidak terduga.

Terakhir, kita perlu menghilangkan beberapa kebiasan telat yang disebutkan di atas. Terlambat lima menit masih dapat diterima (itu pun hanya berlaku untuk sedikit kasus), tetapi jangan lebih dari itu.

                                                                                     . . . .

Referensi

Burton, N. (2014, June 16). The Psychology of Lateness | Psychology Today.

Greene, J. (n.d.). Why We're Bad at Estimating Time (and What to Do About It). Zapier | Automation That Moves You Forward.

Perry, P. (2020, January 1). Beat the clock: the surprising psychology behind being perpetually late | Time management | The Guardian.

Slatter, F. (2021, April 7). Ketepatan Waktu di Indonesia dan Berbagai Konsekuensi Terlambat -- Australia-Indonesia Youth Association.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun