Mohon tunggu...
Bagus SetyoHadiWibowo
Bagus SetyoHadiWibowo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Halloo

.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kerasnya Jalanan Jakarta bagi Supir Angkot Wanita

1 Juli 2022   06:21 Diperbarui: 1 Juli 2022   06:26 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekerjaan Supir angkot selalu lebih diidentikkan dengan sosok laki-laki. Benarkah demikian? Padahal banyak perempuan yang berjuang di bidang pangan. Sumiati salah satunya. Ibu dengan 2 anak ini bekerja sebagai Supir Angkot bersama dengan suaminya yang telah dijalani selama 5 Tahun. Mengapa Ibu Sumiati masih bertahan sebagai Supir Angkot?

Pulogadung, Jakarta Timur terdapat Supir Angkot Wanita dengan nomor trayek 21 jurusan Terminal Pulogadung -- Kayu Tinggi. Ibu Sumiati berangkat pukul 06.00 WIB dari Perumahan Pulo Gebang Permai menuju ke Kayu Tinggi -- Terminal Pulogadung sambil berteriak "Gadung Gadung...!" berharap agar ada penumpang yang naik angkotnya,

Bapak Suwardi yaitu suami dari Ibu Sumiati juga turut membantu menjadi supir dan istrinya menjadi "kenek". Selain menjadi supir/kenek Angkot, Ibu Sumiati juga berdagang kue di pasar pada hari minggu saja, "Soalnya kalo hari minggu lebih rame nya di pasar ketimbang di angkot." ucap Ibu Sumiati. Mengapa Ibu Sumiati masih bertahan sebagai Supir Angkot?

Ibu Sumiati masih bertahan sebagai supir angkot karena ingin membantu suaminya yang sudah mulai lansia dan sakit -- sakitan. "Kadang saya yang manggil -- manggil penumpang dia mah tidur" Ucap nya. Suaminya pernah berpesan "kalau saya meninggal, istri saya bisa gantiin saya". Setiap hari menemani sang suami untuk mencari nafkah dan kadang bergantian menjadi supir.

Ya, Ibu Sumiati adalah salah satu dari sekian sosok perempuan yang gigih dalam melawan kerasnya kehidupan di Ibu Kota Jakarta. Selain menjadi Supir Angkot, Ibu Sumiati juga berdagang di pasar untuk menambah penghasilan dari Angkot. Namun, apakah perjuangan Ibu Sumiati ini  terus mampu menjalani kerasnya kehidupan di Jakarta?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun