Sore itu, seseorang yang tidak pernah aku duga membalas pesan di Instagram. Seseorang yang aku kagumi lama sebelum kita mengenal, karakternya dan sikapnya telah meluluhkan segala perasaan yang sudah lama hilang dari hati. Perkenalan kita cukup menarik, aku menceritakan tentang diriku sebagai penulis di platform media ini. Dia cukup tertarik dengan ceritaku, dan mengatakan "sungguh beruntung wanita yang mas ceritakan disini". Dalam hati aku berkata, "suatu hari nanti aku akan menceritakanmu disini, kelak kamu akan membaca gambar dirimu dalam ceritaku.Â
Malam itu, aku mendapatkan kesempatan untuk bersama nya dalam Tour ke Jogja, aku tidak pernah menyangka Tuhan memberikan jalan yang begitu baik untuk perkenalan ini. Sayangnya aku tidak mengambil kesempatan untuk bersamamu, aku mengira kehadiranku akan menjadi beban untuk liburan ini. Tetapi lagi-lagi kesimpulan ini salah, dan aku sangat menyesal tidak mengabadikan momen bersama kamu.Â
Setelah Tour itu, perkenalan kita sampai pada penghujung batas. Semua orang melihat kita, semua orang membicarakan kita, dan semua orang peduli akan kita. Aku tidak peduli dengan itu, aku mencintaimu bukan tentang mereka, aku mencintaimu karena kamu.Â
Sesungguhnya, aku masih iri dengan masalalu kamu. Aku sungguh jauh dibandingkan dengan masalalu kamu. Laki-laki itu bisa memberikan dunia yang tidak bisa aku berikan, begitu gagah dengan dunia yang sama seperti kamu. Bukankah kamu dan dia sama sama mencintai alam ? Bukankah kalian mencintai senja dan pemandangan ? Aku berada diantara dunia kalian, aku bahkan tidak pernah tau tentang hal itu. Aku terus berpikir, "kelak suatu hari ketika kamu ingin berlari kencang untuk dunia mu bersamanya, tidak apa jika aku hanya jadi pelabuhan rapuhmu, yang hanya datang jika kamu membutuhkan persinggahan di pelabuhan untuk istirahat dan tertawa.
Tentang aku, aku hanya seorang laki-laki yang diciptakan Tuhan untuk menjadi tulang punggung keluarga. Jika dalam hati kamu terbesit keinginan agar aku sama seperti dia, maaf aku tidak bisa. Aku hanya bisa mencintaimu dengan caraku, tidak apa jika kamu hanya melihatku terus berusaha mencintaimu. Setiap hari aku berdoa untuk berada di sisimu, menemanimu dalam karirmu, menemanimu sampai kamu menjadi apa yang kamu mau. Itu aku.
Kemarin, aku mengungkapkan apa yang menjadi keinginanku, aku mencintaimu dan kamu pun mencintaiku. Tidak ada hal yang paling bahagia, selain mendengar itu.Â
Sayang, hari ini untuk pertama kalinya kita memiliki ikatan. Apa kamu ragu ? Apa yang membuatmu ragu ? Adakah kata-kata yang menyinggung kamu ? Adakah sikapku yang membuat kamu merasa jijik ? Adakah ?
Aku selalu berusaha untuk bisa membuatmu tertawa, aku tidak ingin kamu bersedih, aku tidak ingin kamu menangis.
Suatu hari jika kamu membaca pesan ini, ketahuilah jika aku sungguh mencintaimu.Â
Tolong maafkan aku atas ketidaknyamanmu, aku mencintaimu 🌹
Wahyu Mudi Suryani,Â
Surabaya, 3 februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H