Mohon tunggu...
Muhammad Bagus Sajiwo
Muhammad Bagus Sajiwo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Situs Candi Bogang: Keunikan Situs Candi yang Belum Dikenal Banyak Masyarakat

7 Maret 2023   21:40 Diperbarui: 7 Maret 2023   21:48 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wonosobo merupakan kabupaten dingin yang memiliki banyak keunikan tersendiri. Kabupaten ini terletak tengah-tengah Pulau Jawa dengan ketinggian 608.398 meter di atas permukaan air laut. Wonosobo menyimpan banyak situs Candi baik yang sudah sudah diketahui oleh publik maupun belum diketahui, seperti Situs Candi Dieng yang sudah terkenal dan dikunjungi banyak wisatawan. 

Selain itu yang baru-baru ini mulai dikenal banyak orang yaitu Situs Candi Bongkotan. Banyak orang mengenal candi ini karena terdapat Pasar Kumandang yang terletak berdekatan dengan Situs Candi Bongkotan, jadi situs ini menarik wisatawan. Diantara situs candi yang sudah dikenal terdapat peninggalan budha yang mungkin cukup asing bagi kebanyakan orang. Salah satunya Situs Candi Bogang. situs Candi terletak di Desa Bogang, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Situs Candi Bogang ditemukan pada tahun 1982, candi ini ditemukan oleh para pekerja yang akan membuat sebuah pondasi bangunan. Kemudian penemuan ini ditindak oleh tim Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah dan Jurusan Arkeolog Fakultas Sastra UGM. Menurut Djoko Dwiyanto (1982 : 443) Penelitian ini menghasilkan fragmen arca berupa kepala arca budha, dua badan arca dan fragmen-fragmen lain yang diantaranya 4 buah batu umpak bulat besar. 

Situs Candi Bogang memiliki keunikan lainnya, pada nama candi ini diambil dari nama tempat desa tersebut, tidak seperti kebanyakan candi yang lainnya, selain itu meski Situs Candi Bogang menyandang nama candi namun tidak seperti sebuah candi pada umunya.  

Menurut Bapak Yudi Hartono (Akeolog dan Kurator Balai Konservasi Borobudur) Karena yang terdapat pada lokasi situs berupa satu arca Dyani-Budha tanpa kepala yang terbilang cukup besar dan satu arca Dyani-Bodhisatva yang juga tanpa kepala. Kepala candi ini tidak ada dikarenakan adanya isu pencurian-pencurian barang berharga yang terdapat pada candi tersebut. Namun setelah di usut lagi kepala candi tersebut tersimpan tersimpan di museum Karmawingga Borobudur. Alasan disimpannya kepala arca pada Situs Candi Bogang karena demi keamanan

 Arca yang terdapat pada Situs Candi Bogang akan terlihat lebih menarik apabila masih terdapat kepala atau arca tersebut secara utuh. Arca Dyani-Budha diperkirakan akan memiliki tinggi sekitar 3 meter apabila masih utuh. Sedangkan Arca Dyani-Bodhisatva memiliki ukuran yang lebih kecil dengan ukuran 2,5 meter. Selain itu pada setiap arca memiliki bentuk sikapnya masing-masing.

Menurut Soekmono (2002), arca Dyani-Budha memiliki sikap tangan dharmacakramudra, yaitu sikap tangan yang dharma, arca ini posisinya di pusat atau Zenith. Arca  Dyani-Budha memiliki arti berupa seorang yang telah mendapatkan sebuah pengetahuan keagamaan dan terbebas dari lingakran karma.

Selanjutnya arca yang kedua, yaitu Arca Bodhisatwa-Wajrapani. Arca ini memiliki nama yang diambil dari Dewa Wajaprani. Berdasarkan ajaran budha Wajaprani ini merupakan dewa pelindung yang mengelilingi  budha. Dewa yang melindungi budha ini ini meliputi  Manjusri, Awalokiteswara dan Wajprani (Djoko Dwiyanto.1982: 444). Arca ini memiliki pahatan berupa Bodhisatwa. Bodhisatwa merupakan tokoh dalam ajaran budha yang mendedikasikan dirinya demi kebahagiaan lainnya di alam semesta yang sudah memilki kebajiakan luar biasa.

Arca Bodhisatwa-Wajrapani, Sumber: Foto Pribadi 2023
Arca Bodhisatwa-Wajrapani, Sumber: Foto Pribadi 2023

Setiyono, T. (2020). Belajar Toleransi Dan Kebhinekaan Melalui Situs Candi Bogang. KARMAWIBANGGA: Historical Studies Journal, 2(1).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun