Menghadapi arus perubahan modernisasi yang ditandai dengan pemanfaatan teknologi. Menjadi tantang tersendiri bagi pendidikan di Indonesia. Menghadapi persaingan global, pembelajaran diharapkan semakin adaptif dengan perubahan yang ada.
Salah satu adalah memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran baru. Di masa pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas masyarakat dan berdampak pada kegiatan pembelajaran di sekolah yang semula dilakukan secara konvensional secara tatap muka. Beralih, menggunakan teknologi sebagai ruang pembelajaran baru berbasis digital.
Sejumlah aplikasi seperti Whatsapp, Zoom, Google Meet, Google Classroom, dan beberapa aplikasi lain menjadi media pembelajaran baru yang diterapkan selama masa pandemi. Ketika pandemi melandai, tidak serta merta pembelajaran berbasis online hilang begitu saja.
Namun beralih dalam bentuk kombinasi berupa blended learning maupun jenis pembelajaran lain yang sejenis. Sehingga guru diminta untuk kreatif dalam menuangkan ide-ide maupun strategi pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Sebagai bentuk adaptasi dengan tantangan model pembelajaran di era digital.
Kombinasi model pembelajaran diharapkan tidak menghilangkan esensi dari tujuan pembelajaran itu sendiri. Justru harapan dari kombinasi model pembelajaran tersebut adalah membuat aktivitas pembelajaran menyenangkan bagi peserta didik.
Berangkat dari permasalahan di atas, tim pengabdian Departemen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang memberikan pelatihan kepemimpinan pembelajaran di era digital, Sabtu, 10 September 2022.
Pelatihan tersebut berfokus pada upaya membantu guru di wilayah Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar memperoleh wawasan sekaligus dapat merancang model pembelajaran yang sesuai dengan tantangan di era digital.
Salah satunya adalah dengan pemanfaatan aplikasi Kahoot sebagai salah satu media pembelajaran baru. Aplikasi tersebut dirasa dapat memantik kreatifitas peserta didik dan juga membuat pembelajaran menjadi menyenangkan meski dilakukan secara daring.
Model kuis dengan desain aplikasi yang menarik dirasa tepat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran bagi peserta didik di tingkat sekolah dasar. Ketua Tim Pengabdian, Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd mengatakan pelatihan yang diberikan merupakan bagian dari upaya perguruan tinggi untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi guru di era digital.
"Adanya pelatihan ini, kami berharap terjadi pertukaran pengetahuan secara konseptual maupun praktik bagaimana menghadapi tantangan pembelajaran di era digital," kata Djum Djum.
"Meski kami dari kampus banyak berkutat dengan teori namun tetap butuh pengalaman di lapangan untuk merumuskan sebuah solusi dari permasalahan yang dihadapi guru-guru di sekolah terutama soal pembelajaran di era digital," imbuhnya.
Salah satu guru yang hadir pada kegiatan pelatihan tersebut, Tri Astuti merasa senang dengan pelatihan yang diberikan. Ia menilai aplikasi Kahoot dan menjadi media pembelajaran alternatif jika pembelajaran dilakukan secara online.
Tri Astuti menambahkan aplikasi Kahoot cocok diterapkan di sekolah dasar karena desain aplikasi yang menarik bagi peserta didik. Dengan model kuis akan memacu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pembelajaran.
"Tentunya senang dengan adanya pelatihan ini, guru jadi punya wawasan baru penerapan media pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik," ungkap Tri Astuti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H