Keempat, cek lagi apakah di jurnal yang dituju, berbayar atau tidak. Karena setiap pengelola jurnal memiliki kebijakan masing-masing.Â
Besaran biaya publikasinya pun juga beragam, jadi hal ini perlu dipertimbangkan juga dengan bujet yang dimiliki oleh penulis.Â
Catat kontak pengelola jurnal dan usahakan untuk berkomunikasi dengan pengelola jurnal tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana progres perkembangan artikel ilmiah yang sudah dikirim.
Setelah melakukan submit artikel pada jurnal yang dituju. Proses selanjutnya adalah penulis harus sabar menunggu keputusan pengelola jurnal, apakah menerima atau menolak artikel ilmiah yang dikirim.Â
Jika artikel diterima, biasanya artikel tersebut akan dikirim ke reviewer atau mitra bestari jurnal untuk ditelaah lebih lanjut perihal konten dan juga sistematika.Â
Penulis pun dapat mengecek perkembangan artikel yang dikirim pada halaman jurnal dan di sana aka nada status artikel. Mulai dari menunggu penugasan, in review, revision required, dan archieved ketika artikel sudah dipublikasi. Termasuk artikel yang ditolak akan muncul statusnya di laman tersebut.Â
Setelah proses review selesai, biasanya penulis diminta melakukan revisi. Nah di sini penulis harus sabar dan konsisten dalam merevisi artikel ilmiah hingga terpublikasi. Karena tidak menutup kemungkinan penulis akan melakukan revisi beberapa kali sesuai dengan saran dari reviewer.Â
Kemudian, penulis harus memperhatikan tenggat pengiriman naskah artikel yang harus direvisi. Jangan sampai terlambat melewati tenggat yang sudah ditentukan, jika penulis tidak ingin artikelnya kembali menunggu masa publikasi atau justru malah di-archieved atau diarsipkan karena tidak memenuhi permintaan dari reviewer dan pengelola jurnal tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H