Mohon tunggu...
Bagus Putra W
Bagus Putra W Mohon Tunggu... Penulis - Suka nulis saja.

Semacam robot pekerja.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Rebut "Kandang Banteng" di Pilwakot Semarang: KIM, Pilih Yoyok atau Dico?

8 Agustus 2024   20:32 Diperbarui: 8 Agustus 2024   20:38 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbukti, partai yang identik dengan warna merah dengan logo kepala banteng tersebut dalam 10 tahun terakhir mendominasi perolehan suara di pemilihan umum. Oleh karena itu, bagi calon-calon yang berasal dari partai di luar PDIP, tantangan untuk merebut dukungan masyarakat akan sangat besar. 

Baik Dico M Ganinduto maupun Yoyok Sukawi, sebagai calon di luar PDIP yang berpotensi maju, harus mengembangkan strategi yang efektif untuk menarik perhatian pemilih yang selama ini setia kepada PDIP.

Munculnya tiga poros koalisi dalam Pilwakot Semarang juga dapat memberikan tantangan tambahan bagi calon di luar PDIP tersebut. Jika terjadi fragmentasi suara, maka situasi ini akan menguntungkan PDIP sebagai partai yang memiliki basis pemilih kuat. Dalam sistem pemilihan menggunakan suara terbanyak, pembagian suara di antara beberapa calon dari koalisi berbeda, dapat mengakibatkan calon dari luar PDIP kesulitan untuk meraih suara yang cukup untuk memenangkan pemilihan.

Namun menurut saya, ada strategi lain yang bisa dilakukan jika calon di luar PDIP ingin memenangkan kontestasi lima tahunan di "Kandang Banteng" ini. Yaitu dengan mengeroyok calon yang nantinya akan diusung PDIP.

Koalisi Semarang Maju dan koalisi Golkar-PSI harus melebur menjadi satu poros, atau menciptakan situasi head to head dengan calon yang diusung PDIP, jika ingin memenangkan kontestasi. Seperti kita ketahui, Kota Semarang merupakan salah satu "Kandang Banteng" di Jawa Tengah, dan selama ini PDIP selalu berdiri di posisi yang kuat sebagai penentu arah di setiap perhelatan Pilkada.

Untuk menciptakan situasi head to head atau menyisakan dua poros saja, koalisi di pusat, maksud saya Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang sebelumnya berhasil mengusung dan memenangkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 memiliki peran strategis. 

Koalisi ini memang sedang berusaha melanjutkan kiprah politik mereka di Pilkada Serentak 2024, termasuk di Kota Semarang dan Jawa Tengah. Jika perlu, koalisi ini menggandeng partai politik lain untuk perluasan koalisi menjadi KIM Plus, jika memang ingin merebut "Kandang Banteng" di Pilwakot Semarang 2024.

Namun persoalannya, ada dua sosok yang siap maju di Pilwakot Semarang dan sama-sama mengincar posisi calon wali kota yang berasal dari partai KIM. 

Dico M Ganindito (Golkar) dan Yoyok Sukawi (Demokrat), merupakan "jagoan" dari KIM di daerah. Beberapa waktu lalu, keduanya sempat dipertemukan oleh Ketua PSI, Kaesang Pangarep di Jakarta. Entah apa pembicaraan dalam pertemuan itu, namun besar kemungkinan juga membahas peta politik di Kota Semarang.

Realistis saja menurut saya, jika ingin merebut "Kandang Bateng", KIM Plus harus bersatu, dan memilih Dico atau Yoyok untuk diusung bersama, guna menghadapi calon dari PDIP, siapa pun itu.  Gambaran survei di atas bisa menjadi pedoman dalam menentukan pilihan. 

Atau, menyandingkan keduanya menjadi satu kekuatan, sehingga menjadi satu poros koalisi besar. Namun tentunya, jangan lupakan Gerindra (di tingkat nasional juga menjadi bagian dari KIM) yang hingga kini masih belum menentukan pilihan dukungan.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun