Di penghujung bulan Ramadhan, terdapat tradisi yang dikenal dengan mudik. Mudik dilakukan oleh seseorang yang di kota, dan kembali menuju kampung halaman untuk bertemu sanak saudara. Tradisi ini tidak pernah lepas ketika menjelang idul fitri.
Mudik ini tak hanya soal diri yang dibawa ke kampung halaman, tapi juga harus diresapi secara spiritual. Mudik yang bisa diartikan sebagai kembali ke asal, dalam hal spiritual bisa diartikan kembali ke Tuhan. Maka dari itu, mudik tak hanya berpergian ke kampung halaman masing-masing, tetapi juga berusaha mengembalikan jiwa yang suci.
Penyucian jiwa bisa dilakukan dengan cara zikir, shalat sunnah, dan lainnya. Umat muslim diwajibkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan untuk mengendalikan nafsunya dan berzakat untuk kembali menyucikan diri secara spiritual.Â
Setelah melakukan kedua hal tersebut, lebih tepatnya pada hari raya idul fitri, menjadi moment emosional dan spiritual yakni saling memaafkan. Hal tersebut jika diresapi secara spiritual akan sangat bermakna.
Jadi sebenarnya, mudik itu tidak soal membawa diri ke kampung halaman bertemu sanak saudara, tetapi juga tentang jiwa kita yang diusahakan untuk suci kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H