Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

"No Parking" dalam Semiotika

16 Desember 2015   19:57 Diperbarui: 16 Desember 2015   20:01 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Kode semik (konotatif) dilihat dari tanda verbal “No Parking” dan dengan tanda visual vespa yang terperosok. Dari tanda tersebut vespa yang terperosok atau sengaja dipotong sehingga terlihat terperosok tersebut dapat diartikan dengan kesengajaan atau ketidaksengajaan penggunaan trotoar yang tidak semestinya, yang hal itu dilakukan dengan sadar oleh pengambil hak pejalan kaki dikarenakan kegunaan trotoar sendiri di Jogjakarta masihlah sangat kurang. Dan kaum pejalan kaki pun masih menjadi minoritas dibandingkan dengan pengguna kendaraan  bermotor, sehingga trotoarpun sering senggang dan sering dijadikan jalan alternatif disaat jalan utama padat merayap.

Dan dilihat dari tanda verbal “no parking” dan tanda visual Kendaraan vespa sendiri yang tergolong kendaraan roda dua yang keseimbangan nya baik dilihat dari kontruksi kaki-kaki dengan bodi yang tergolong berat sendiri dan dalam keadaan terperosok dapat diartikan dengan penggunaan trotoar sebagai parkir bebas yang mengganggu pengguna jalan lain yang akhirnya mengakibatkan macetnya jalan sehingga tidak bisa bergerak lancar ketika dijalan. Dilihat dari hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan jalan yang semestinya lancar jadi menjadi macet.

Kesimpulan

   Karya yang berjudul No Parking ini memilki beberapa makna yang berbeda di dalamnya. Kata “No parking” sendiri bila dilihat dari kode-kode yang telah ada merepresentasi kan kesemrawutan. Kesemrawutan aktifitas di jalan dengan berbagai alasan. Salah satu sumbernya adalah parkiran bebas yang tidak tertata diantara ruas jalan mangkubumi sampai titik 0 km. Juga adanya pembangunan parkir portable sehingga terjadi pengalihan parkir sementara yang final pembangunan parkir portable tersebut me-mindahkan parkir sepeda motor di sisi timur Malioboro tahun ini. Dan masalah penggunaan ruas jalur lambat atau jalur pesepeda maupun pejalan kaki yang di gunakan sebagai bongkar muat sehingga mengganggu aktifitas yang ada di jalan tersebut. Dan adanya kode kultural di masa lalu keterkaitan antara jogja dan italia sebagai Negara yang memproduksi vespa yaitu pada tahun 2012 perwakilan pengendara vespa dari jogja touring ke italia bertujuan mempromosikan kebudayaan Indonesia.

Melalui karya ini No parking memiliki makna yang menceritakan kejadian-kejadian yang ada di sekitar maupun sepanjang jalan mangkubumi hingga titik 0km terutama yang berkaitan dengan penyalahgunaan trotoar maupun kesemrawutan aktifitas di jalan yang disebabkan dari kendaraan bermotor.

Daftar Pustaka

Perjalanan naik vespa. 2012 http://www.kompasiana.com/rizqi_mizan/perjalanan-naik-vespa-andy-leeano-dari-jogja-menuju-milan-italia_5510fc68813311783cbc6e0b (diakses pada tanggal 18 november 2015)

Tirtana, Guntur Aga. 2015. Parkir Motor Dipindahkan ke TKP Abu Bakar Ali. http://www.radarjogja.co.id/blog/2015/01/13/parkir-motor-dipindahkan-ke-tkp-abu-bakar-ali/. (diakses pada tanggal 18 November 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun