"Aku harus kuat. Demi anakku!"
Dalam beberapa hari ke depan, aku alan mengurus surat perceraianku. Walau terasa berat, tapi ini adalah langkah terbaik untuk masa depanku dan anakku. Tanpa menunggu istriku pulang. Aku membawa semua asetku, anakku pergi dari rumah itu. Semoga dengan semua ini, istriku akan sadar.
***
Tiba dirumah, istriku terkejut dengan kondisi rumah yang sudah tersegel bertuliskan 'Rumah ini Dijual!". Iapun bingung. Bertanya kesana-kemari. Namun seakan tak ada yang meperdulikannya. Istriku dikucilkan oleh tetanggaku.
Kepanikannya istriku membuat dia mencoba menghubungiku. Tetapi maaf, aku sudah melupakannya. Aku sudah tak mengenalnya lagi. Biarkan dia hidup bersama lembaran terbarunya. Dan aku hidup bersama lembaran terbaruku.
"Mas, kamu dimana..." teria istriku histeris. Bahkan ia mencoba meminta bantuan kepada selingkuhannya.Namun dia menghilang. Anto sahabatku adalah selingkuhan istriku. Kabar perselingkuhan mereka samakin menyebar luas. Hal itu membuat Anto pergi meninggalkan rumah alias kabur. Sedangkan istriku masih stress dan mencari keberadaanku dan anakku.
Hingga berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Istriku tak pernah menemukan keberadaanku sama sekali. Penyesalannya pun hanyalah ketidakbergunaannya. Bagai mencuci pakaian dengan air selokan. Istriku terbakar oleh api tetanggaku. Tak ada yang bisa memadakan api itu, selain penyesalan. Ku harap cobaa ini, dapat membuatnya berubah dan kembali menjadi istriku yang dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H