Mohon tunggu...
Bagus Gunawan Setyo
Bagus Gunawan Setyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - MahasiswaS1/Ilmu Al-Quran dan Tafsir/IAIN PURWOKERTO

Hobi Menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ibu Pertiwi Memanggil

10 September 2022   21:39 Diperbarui: 10 September 2022   21:51 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Coba kalau anakku merasakan nasibnya Riza, pasti aku akan sangat sedih." Ujar pak satpam.
Tak lama kemudian, pak satpam berjalan menuju ruang kepala sekolah, lalu menceritakan kisah pilu yang di alami oleh Riza. Kepala sekolah ikut menangis setelah mendengar cerita pilu yang menimpa hidup Riza. 

"Ya sudah, besok kamu cari rumah anak itu lalu suruh dia menemui saya di sini." Perintah kepala sekolah. Dengan senang hati pak satpam menyanggupi perintah dari kepala sekolah. "Semoga saja ini rezekinya Riza." Ucap satpam pelan. "Amin..." sahut kepala sekolah.

Keesokan harinya, Riza sedang duduk di gubuk kecil terbuat dari papan. Ia sedang bermain sendirian. Menghabiskan waktu walau hanya berteman dengan sepi. Namun Riza tidak merasa kesepian, ia menganggap alam adalah temannya.

Beberapa menit kemudian, pak satpam menghampiri Riza. Merasa panik atas kedatangan pak satpam, Riza merasa takut. "Dek?" pak satpam menyapa. "Ada apa ya, pak? Tanya Riza. 

"Bapak ada amanat dari kepala sekolah, kata beliau, kamu bisa sekolah di sana dengan gratis." Jelas satpam. Sontak Riza terkejut merasa tidak percaya dan menganggap ucapan satpam hanya lelucon. "Bapak bohong ya..." Kata Riza mengelak. "Tidak, apa yang bapak ucapkan itu benar, besok datang saja ke sekolah." Jelas satpam coba meyakinkan Riza. "Alhamdulillah... Akhirnya Sang Maha Kuasa mengabulkan doaku."

Esok hari, dengan rasa semangat Riza menemui kepala sekolah. Di sana ia mendapat kata-kata motivasi dari kepala sekolah. "Riza, kini saat kamu menunjukkan semangatmu untuk ngerimu. Belajar dengan sungguh-sungguh, raih mimpimu, dan jadilah penerus pahlawan yang telah mendahului kita." Ucap kepala sekolah. Perkataan itu akan selalu Riza ingat.

Setelah Riza menemui kepala sekolah, baru merasa yakin dan percaya dengan apa yang diucapkan oleh pak satpam kemarin. Merasa seperti mimpi tapi ini nyata. Riza merasa bersemangat. Ini saatnya Riza menunjukkan bakat. Ibu Pertiwi telah memanggilnya. 

Bangsa ini menaruh harapan besar kepada anak-anak sekolah termasuk Riza. Sesulit apa kehidupan yang di alami, jangan pernah malu untuk bermimpi. Belajar bukan dari hasil kesuksesan seseorang tapi belajarlah dari proses perjalanan orang-orang sukses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun