"Arlojiku ketinggalan, Arlojiku ketinggalan", Rudi baru tersadar setelah kami berada direstoran "Wester Paviljoen" dan memesan makanan, Sementara Toilet tempat kami belanja Oleh-oleh tadi lumayan Jauh, setidaknya 10-20 menit aku hitung tadi. Ameer menemani Rudi mengambil Arloji itu kembali, tak mungkin juga Rudi mengambil sendirian, Rudi tak mengerti Bahasa Belanda, sama denganku, Sementara Ameer orang India yang Fasih Bahasa Belanda dan Indonesia, entah bagaimana ceritanya dia bisa 3 Bahasa termasuk India..
Restoran ini sangat tenang, sementara aku hanya minum sedikit Kopi untuk sekedar membuatku bergerak. Tulisan-tulisan diRestoran itu tak mampu kumengerti, Aku hanya Guru Sejarah, bukan Bahasa, Bahasa Inggris saja yang kutahu hanya Maybe, Okay, dan Nevermind. Pandanganku lurus kedepan, seorang Wanita yang sangat muda, mungkin hanya terpaut 2 tahun denganku menarik pandanganku. Aku perhatikan terus dari tadi, mungkin aku kurang kerjaan saja, bingung apa yang harus kulakukan di Negeri Kincir Angin.
Aku lambaikan tanganku padanya, kok tiba-tiba aku nekat ya?, entahlah aku takut tidak sopan, Apa!, dia membalasku, " Hai ". Aku beranikan mendekat, orangnya kelihatannya baik, dan parasnya seperti Bintang film Hollywood, Hmmm, Sandra Bullock seingatku. Namanya Clara Willem, dia bekerja di Firma Hukum sebagai Sekretaris, pantas saja dia Smart dan tahu betul bagaimana berhadapan dengan orang, 1 Hal yang ganjil, bagaimana Aku tahu dia bekerja di Firma Hukum?. Clara bercerita padaku dengan fasih, sangat fasih untuk ukuran orang asing. Clara sempat tinggal 2 tahun diIndonesia, ini sangat Kebetulan sekali.
Kami berbicara panjang lebar, soal bagaimana Clara suka Rujak, Rawon, Gudeg dan Lontong Balap. Sebagai Guru Sejarah, jujur saja, aku benci dengan Belanda, aku selalu mengatakan itu pada muridku, Belanda itu Penjajah, iya, Penjajah. Ini titik terbalik, sangat terbalik, bahkan bisa dikatakan berubah haluan. Aku merasa nyaman dengan Clara Willem, Wanita kelahiran Belanda. Aku dan dia yang jelas tak ada kendala Bahasa, apalagi ketidakcocokan Kuliner, selera Clara dan Aku sama.
Rudi dan Ameer telah kembali, dengan Arloji tentunya, Aku kenalkan Clara Willem pada mereka berdua, sampai itu saja, cukup kenalan, dan jangan terlalu dalam, belum-belum aku sudah cemburu, ini bukan biasaku. Sayangnya ini hari terakhir Study Tour di Belanda, Aku harus berpisah dengan Clara di Rotterdam tercinta, kutinggalkan nomer ponselku, dan dia meninggalkan kartu nama padaku. Wow, ini kejutan bagiku, apa dia suka padaku?.
" Hari pertama kelas Sejarah sepulang dari Belanda "
Hari pertama mengajar materi Sejarah Penjajahan Belanda di Indonesia, Tiba-tiba Ponselku berbunyi, ini pesan dari Clara Willem, "Hai, ini Clara, 1 bulan lagi aku berkunjung ke Indonesia, apa kau bisa menjemputku ?",....."Tentu saja", ini jawaban pendekku yang bisa dipercaya. Anak-anak sudah menantikan penjelasanku Soal Penjajahan Belanda di Indonesia, Ehemmm...ehemmm..." Hari ini materi loncat, Ke pertempuran di Surabaya dengan Inggris, bukan Belanda, Belanda lewati saja hari ini ". Mereka mengikuti perintahku, kali ini aku mengkhianati Kurikulum Demi Clara Willem, Wanita cantik asal Belanda. Ini moment aku benar-benar terjajah.
Clara Willem, Wanita Penjajah dari Belanda.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H