Aksi nyata modul 3.3 ini saya mencoba membuat program dengan prakarsa perubahan yang sudah dibuat melalui tahapan BAGJA dengan judul : Pengelolaan Sampah Anorganik sebagai wujud Kreatifitas murid dalam menerapkan budaya Positif sekolah "Program pembuatan berbagai macam kerajinan dari sampah anorganik "sedotan" saya akan menyajikannya menggunakan model 4F (fact,feeling,finding,future).
1. Fact ( Peristiwa )
Latar Belakang
Dalam penerapan Budaya Positif Sekolah,sebagai langkah awal saya bersama murid membuat Kesepakatan Kelas. didalam Kesepakatan kelas yang murid buat, terdapat beberapa point diantaranya adalah " senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sebagai wujud nilai-nilai positif yang tumbuh dari dalam diri murid itu sendiri. Dalam pelaksanaannya murid mampu menerapkan nilainilai kebajikan dengan diwujudkan dalam perbuatan membuang sampah pada tempatnya, namun sebagai seorang pemimpin pembelajaran saya harus mampu mengelola program yang berdampak pada murid. beranjak dari hal tersebut saya mencoba menggali lebih jauh terkait suara ( Voice ), pilihan (choice) & Kepemilikan ( Ownership) terkait pengelolaan kebersihan lingkungan. maka dibuatlah suatu program yaitu " Pengelolaan Sampah Anorganik sebagai wujud Kreatifitas murid dalam menerapkan budaya Positif sekolah "Program pembuatan berbagai macam kerajinan dari sampah anorganik "sedotan"
Sebelum membuat suatu Program yang berdampak pada murid, langkah awal yang saya lakukan adalah melakukan survei dan evaluasi terhadap Budaya Positif sekolah yang dilakukan bersama murid dan mencoba berdialog dengan murid untuk mengetahui suara ( voice ) pilihan ( choice ) dan kepemilikan ( ownership ). kemudian melakukan musyawarah, berkolaborasi bersama rekan guru dan kepala sekolah untuk merancang program yang berdampak pada murid didalam penerapan kesepakatan kelas yang sudah dibuat, murid mampu menjalankan nilai-nilai kebajikan yang tumbuh dalam dirinya dengan baik. hal itu ditunjukan ketika murid sudah secara konsisten membuang sampah pada tempatnya, melihat hal tersebut sebagai pemimpin pembelajaran saya harus mendorong murid agar muncul nilai-nilai kebajikan yang sesuai dengan komponen profil pelajar pancasila dalam dirinya. " tidaklah cukup hanya membuang sampah pada tempatnya, Namun alangkah lebih baik apabila sampah tersebut dapat diolah & dimanfaatkan dengan baik "
beranjak dari hasil evaluasi dan refleksi,langkah awal yang murid lakukan adalah dengan membuat tempat sampah khusus untuk sedotan, kemudian setelah terkumpul banyak murid akan mengolah dan membuat sampah Anorganik dari Sedotan untuk dibuat berbagai macam kerajinan sesuai kreatifitas, minat dan bakat yang mereka inginkan. kepemimpinan murid sangatlah penting dalam proses ini, karena murid akan memiliki tanggungjawab didalam proses pembelajarannya sehingga dapat menghasilkan suatu produk yang luar biasa dari program yang berdampak pada murid.
2. Feeling ( Perasaan )
Saya merasa Bangga dengan apa yang Murid lakukan karena mereka sudah mampu mengembangkan Kreatifitasnya dan memiliki tanggungjawab dari Program / Proyek yang mereka buat. karakter Profil Pelajar Pancasila yang muncul dalam Proyek ini adalah Kemandirian, Gotong-Royong & Kreatif.
3. Finding ( Pembelajaran )
Membuat murid memiliki Kepemimpinan dalam proses belajarnya & Memunculkan Komponen Profil pelajar pancasila dalam diri murid merupakan Pembelajaran yang berharga untuk saya sebagai seorang pemimpin pembelajaran. hubungan kemitraan antara guru & murid menjadikan proses pembelajran ini lebih bermakna, karena murid mampu mengembangkan kreatifitas dan tanggungjawabnya dalam program ini.