Mohon tunggu...
Bagus Eko Sarminto
Bagus Eko Sarminto Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SMK Yosonegoro Magetan

Guru Bahasa Indonesia dengan hobi menulis puisi serta membaca buku filsafat bahasa dan seni.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Studi Kasus: Penerapan Model PBL dan Media Berbasis TPACK dalam Mengidentifikasi Struktur Teks Lho

2 Desember 2023   00:25 Diperbarui: 2 Desember 2023   00:30 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deskripsi Studi Kasus
Studi kasus ini dilaksanakan pada pembelajaran bahasa Indonesia  di kelas X Dhaihatsu SMK Yosonegoro Magetan Tahun Pelajaran 2023/2024. Dengan materi menganalis struktur teks laporan hasil observasi (LHO). Menganalisis struktur teks adalah hal mendasar yang harus dikuasai siswa sebelum menulis sebuah teks namun, pada kenyataannya terdapat permasalahan yaitu siswa kurang mampu dalam menganalisis struktur teks laporan hasil observasi (LHO). Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: 1) masalah rendahnya motivasi belajar peserta didik, 2) keterbatasan guru dalam menerapkan model belajar inovatif yang disebabkan oleh berbagai faktor, 3) Guru jarang menampilkan media pembelajaran yang menarik dalam kegiatan belajar mengajar. 4) rendahnya kemampuan literasi siswa, Berdasarkan permasalahan di atas, upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan menganalisis struktur teks LHO dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan media berbasis TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge).

Analisis Situasi
Saat pelaksanaan pembelajaran siswa cenderung pasif dikarenakan rendahnya motivasi belajar siswa. Selain itu situasi ini diperparah dengan menimnya literasi siswa. Permasalahan mendasar dari sekian banyak masalah tersebut yakni keterbatasan guru dalam menerapkan model belajar inovatif dan pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi yang masih rendah. Kedua masalah tersebut menjadi prioritas penyelesaian masalah. siswa mengalami kejenuhan dalam proses pembelajaran akibat metode dan model pembelajaran yang monoton (ceramah).
Upaya yang dilakukan adalah dengan menghadirkan pembelajaran inovatif dan kreatif melalui penerapan model pembelajaran Problem Based learning (PBL) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penerapan model pembelajaran ini juga sangat sesuai dengan karakteristik peserta didik era digitalisasi teknologi saat ini yang sangat praktis dan efisien. Kehadiran model pembelajaran ini mampu memotivasi dan memberikan pengalaman berharga bagi peserta didik dalam belajar.
Peran dan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran ini yaitu saya sebagai guru bertanggung jawab dalam mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif, menyenangkan, memastikan bahwa semua siswa terfasilitasi kebutuhan belajarnya guna mewujudkan merdeka belajar melalui komitmen, kemandirian, dan reflektif dalam proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran ini peserta didik diberikan keleluasan dalam melakukan eksplorasi dengan bimbingan guru secara intensif. Pelaksanaan pembelajaran model PBL dengan media berbasis TPACK memiliki tantangan, diantaranya: (1) Membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan alat, masalah, konsep, media, dan persiapan lainnya; (2) Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran; (3) Memerlukan waktu yang cukup panjang dalam pelaksanaannya.

Alternatif Solusi
Berdasarkan paparan situasi di atas, langkah nyata yang dapat dilakukan guru untuk meminimalkan tantangan tersebut, guru akan melakukan tindakan sebagai berikut: (1) Guru memanfaatkan peralatan yang ada. (2) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan mafaat pembelajaran bagi kehidupan siswa; (3) Guru akan membuat jadwal pelaksanan pembelajaran guna mengefisienkan waktu; hal ini penting untuk memastikan setiap langkah yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan, selain itu guru juga dapat mengatasi berbagai tantangan yang muncul, dengan cara mempersiapkan sarana dan prasarana yang ada dengan lebih maksimal serta mengelola waktu dengan efektif. Upaya lain adalah dengan memberikan memotivasi dan menjelaskan manfaat materi yang dipelajari dalam kehidupan nyata. Menerapkan pembelajaran PBL sesuai dengan sintak-sintaknya dan menggunakan media berbasis TPACK.
Strategi ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar yang berorientasi pada peserta didik. Pada kegiatan ini guru bersama siswa terlibat aktif sesuai peran masing-masing. Siswa melakukan proses diskusi pemecahan masalah secara berkelompok yang terdiri dari anggota heterogen. Selanjutnya siswa melakukan eksplorasi literatur untuk memecahkan masalah menggunakan media video,internet,tutor sebaya, dan presentasi hasil melalui proses diskusi dan tanya jawab.
Untuk meningkatkan aktivitas belajar, siswa mengisi lembar kerja siswa (LKPD). Kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi pembelajaran dan asesmen formatif (assesment for learning) menggunakan aplikasi online, seperti kahoot.com dan kuis google form live score.
Dalam mencapai proses ini secara maksimal dibutuhkan dukungan sumber daya yang baik. Sumber daya yang dimaksud adalah ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana sekolah yang memadai, kemampuan guru maupun siswa dalam memanfaatkan teknologi secara maksimal, serta ketersediaan media dan sumber belajar yang relevan. Guru juga melakukan koordinasi dengan guru senior, wakasek kurikulum dan rekan kerja untuk berbagi pengalaman tentang pembelajaran yang dilakukan.
Evaluasi
Berdasarkan dari hasil refleksi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X Dhaihatsu SMK Yosonegoro Magetan sangat senang dengan pembelajaran model PBL dan media pembelajaran berbasis TPACK. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan siswa sesuai tujuan pembelajaran, yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi struktur teks laporan hasil observasi. Kegiatan ini juga berdampak kepada kemampun siswa dalam mengamati dan mengidentifikasi lingkungan sekitar. Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah penggunaan model dan media pembelajaran yang menarik yang dapat membuat siswa termotivasi.
Melihat beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan media pembelajaran yang ditentukan tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun