Mohon tunggu...
bagus djenar
bagus djenar Mohon Tunggu... Lainnya - buruh swasta

binatang penyayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendekar di Bulan Muharram

2 Oktober 2016   13:25 Diperbarui: 2 Oktober 2016   13:38 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Madiun, 

kota dimana saya lahir dan dibesarkan, yang katanya terkenal khas dengan sambel pecel dan pendekar silatnya.

Namun Ini bukan soal sambel pecel, ini tentang pendekar silat dari berbagai kubu di kota madiun.

Yakin gak yakin, percaya gak percaya, jumlahnya terus bertambah dan menjamur di seluruh pelosok daerah.

Ada banyak perguruan silat yang berkembang di kota madiun. Namun diantara beberapa, mayoritas masyarakat  hanya mendengar tentang perguruan Silat SETIA HATI.

Sebelumnya perlu saya sampaikan ini bukan tentang Setia Hati ataupun nama perguruan silat lainnya,

tapi tentang para pendekar yang tergabung dalam perguruan silat manapun.

Apakah syarat seorang awam ditasbihkan menjadi pendekar?

2 hari lalu sebelum 1 muharam tiba, saya sempat melakukan “riset “ kecil dari teman-teman dekat saya.

Ada beberapa poin yang saya dapatkan:

  • untuk menjadi seorang pendekar, perlu latihan keras dalam kurun waktu yang ditentukan sesuai perguruan silat masing-masing.
  • Selama periode penggemblengan , ada yang namanya tingkatan. Dalam silat biasanya ditandai dengan “sabuk”,  periode ini peserta latihan biasa di sebut dengan panggilan“siswa”.
  • setelah semua tingkatan diselesaikan, baru ada yang namanya pengesahan, setelah melewati prosesi ini biasanya mereka disebut dengan istilah “warga” inilah istilah lain untuk pendekar.
  • Tingkat kesulitan,tata cara dan lama waktu untuk menyelesaikan latihan berbeda disetiap perguruan silat.

Sekali lagi, diatas hanya sekedar poin yang memberikan sedikit gambaran kepada pembaca yg mungkin masih awam bagaimana dan betapa tidak mudahnya meraih title pendekar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun