Mohon tunggu...
Bagus Darmawan
Bagus Darmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni PKN FISIP UNNES & Mahasiswa PPG Prajabatan UNSRI

Politik and Civic Education

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia

4 Desember 2024   11:20 Diperbarui: 4 Desember 2024   11:37 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila adalah dasar dan pedoman utama dalam pendidikan di Indonesia. Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila menjadi landasan untuk membentuk manusia Indonesia yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki moral, etika, dan karakter yang baik.

Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia artinya memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai Dasar Tujuan Pendidikan

Pendidikan di Indonesia bertujuan membentuk generasi yang beriman kepada Tuhan, menghormati sesama, cinta tanah air, memahami demokrasi, dan peduli pada keadilan sosial. Semua ini sejalan dengan nilai-nilai dalam Pancasila:

  • Sila Pertama: Mengajarkan peserta didikuntuk hidup dengan keimanan, sesuai agama masing-masing, tanpa saling menyinggung.
  • Sila Kedua: Membentuk anak yang peduli dan menghormati orang lain.
  • Sila Ketiga: Membina persatuan dalam keberagaman suku, agama, dan budaya.
  • Sila Keempat: Mengajarkan cara mengambil keputusan bersama secara musyawarah.
  • Sila Kelima: Membantu peserta didikmemahami pentingnya keadilan untuk semua orang.

2. Membangun Pendidikan Karakter

Nilai-nilai Pancasila ditanamkan untuk membentuk karakter siswa, seperti gotong royong, toleransi, dan disiplin. Misalnya, peserta didikdiajarkan untuk bekerja sama, menghargai perbedaan, dan membantu teman yang kesulitan.

3. Mendukung Sistem Pendidikan Nasional

Kurikulum di Indonesia, seperti Kurikulum Merdeka, dirancang untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran. Salah satu contohnya adalah program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang mengajarkan peserta didik cara menjadi warga negara yang baik dan peduli lingkungan.

4. Menanamkan Identitas Bangsa

Pendidikan yang berlandaskan Pancasila membantu peserta didikmengenal budaya, sejarah, dan jati diri bangsa Indonesia. Dengan begitu, mereka tumbuh menjadi generasi yang bangga akan negaranya.

Pancasila adalah fondasi yang memastikan pendidikan di Indonesia tidak hanya menghasilkan anak yang pintar, tetapi juga berbudi pekerti luhur, cinta tanah air, dan mampu hidup bersama dalam keberagaman. Jadi, Pancasila adalah jiwa dari pendidikan Indonesia.

Kemudian untuk koneksi atau keterhubungan Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia dengan materi sebelumnya atau pada topik 1, 2 , dan 3 yaitu sebagai berikut:

1. Hubungan dengan Perjalanan Pendidikan Nasional

Pancasila menjadi pedoman utama dalam perjalanan pendidikan nasional sejak Indonesia merdeka. Sebagai landasan filosofis dan ideologis, Pancasila memberikan arah bagi pengembangan sistem pendidikan nasional yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat UUD 1945. Dalam praktiknya, nilai-nilai Pancasila terintegrasi dalam kurikulum pendidikan, mulai dari pendidikan moral dan PPKn hingga program seperti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Kurikulum Merdeka. Selain itu, Pancasila menjaga pendidikan Indonesia agar tetap relevan dengan identitas bangsa, terutama di tengah tantangan globalisasi yang mendorong arus budaya dan teknologi asing. Dengan Pancasila, pendidikan nasional berfungsi tidak hanya sebagai sarana mencerdaskan individu, tetapi juga membentuk karakter yang mencerminkan nilai kebangsaan.

2. Hubungan dengan Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Pemikiran Ki Hajar Dewantara memiliki banyak kesamaan dengan nilai-nilai Pancasila. Ia menekankan bahwa pendidikan harus membentuk manusia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter kebangsaan yang kuat, selaras dengan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Prinsip Tri-N (niteni, nirokke, nambahi) yang diajarkan Ki Hajar mencerminkan pembelajaran berbasis pengalaman dan nilai budaya, yang sejalan dengan pengembangan karakter berbasis Pancasila. Selain itu, gagasan Ki Hajar tentang kebebasan berpikir yang bertanggung jawab mendukung sila keempat dan kelima, yakni musyawarah untuk mufakat dan keadilan sosial. Melalui pemikirannya, pendidikan Indonesia diarahkan untuk membangun generasi yang cerdas, berkarakter, dan tetap berpijak pada budaya bangsa.

3. Hubungan dengan Identitas Manusia Indonesia

Pancasila menjadi inti dalam membentuk identitas manusia Indonesia yang bermoral, toleran, dan cinta tanah air. Pendidikan yang berlandaskan Pancasila mengajarkan nilai-nilai keberagaman, seperti saling menghormati dalam perbedaan agama, budaya, dan suku bangsa, yang menjadi ciri khas manusia Indonesia. Selain itu, sila keempat dan kelima menanamkan kesadaran sosial, demokrasi, dan keadilan sebagai fondasi hidup bermasyarakat. Dengan demikian, Pancasila menciptakan manusia Indonesia yang mandiri, berkepribadian unggul, dan mampu menghadapi tantangan global tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa. Melalui pendidikan yang berlandaskan Pancasila, generasi muda diarahkan menjadi individu yang cerdas, berbudi pekerti luhur, dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.

Pancasila, perjalanan pendidikan nasional, pemikiran Ki Hadjar Dewantara, dan identitas manusia Indonesia saling berkaitan dalam menciptakan sistem pendidikan yang khas dan relevan. Pancasila memastikan pendidikan nasional tidak hanya fokus pada pengetahuan, tetapi juga pembentukan manusia Indonesia yang bermoral, berkarakter, dan mencintai tanah air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun