Mohon tunggu...
Bagus Azam Noor
Bagus Azam Noor Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi UIN Syekh Wasil

Mahasiswa Sosiologi UIN Syekh Wasil, Kontributor Kumparan, The Kolumnist.id

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Quo Vadis Indonesia di Era Kepemimpinan Baru Pasca Pilpres 2024

13 Januari 2024   20:50 Diperbarui: 13 Januari 2024   20:54 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhelatan kontestasi pemilihan presiden tak terasa sudah di tengah perjalanan. Tiap - tiap calon presiden telah banyak menyampaikan pikiran dan gagasan masing - masing untuk membangun negara dan bangsa indonesia untuk lima tahun kedepanya. masa kampanye yang dimulai selama lima bulan aktif per 28 November hingga 04 Februari 2024 telah menguras banyak waktu dan energi baik bagi kontestan,elite partai politik, akademisi, pebisnis, dan masyarakat biasa.

Tiap calon presiden dan wakil presiden juga telah banyak mengisi dan meluamgkan waktunya di tengah - tengah masyarakat indonesia dari sudut kota hingga di pelosok desa berkompetisi menyampaikan impian, gagasan, pikiran dan harapan untuk bagaimana membangun indonesia kedepan. tiga calon ini memiliki konsep yang tentunya berbeda satu sama lain, dilatarbelakangi oleh ideologi dan kepentingan yang tentu berbeda sehingga tiap kandidat calon memiliki roadmap politik yang berbeda.

Berbagai acara telah diselenggarakan, ruang ruang dialektika publik telah dilaksanakan, penyampaian ide sudah disampaikan di berbagai wilayah di tanah air dari ujung timur negeri hingga barat wilayah indonesia.

Pesta demikrasi kali ini tentu berbeda dengan tahun - tahun sebelumnya, kemajuan informasi dan teknologi telah membawa pergeseran corak politik di indonesia, komunikasi politik dan kampanye politik yang disampaikan terasa semakin demokratis dan terbilang lebih berkualitas tenimbang tahun - tahun sebelumnya, dimana keterlibatan anak muda dan media kurang begitu marak terekspos, sekarang dengan adanya platform - platform media sosial yang maju mampu menjangkau anak muda lebih banyak daripada tahun - tahun awal era reformasi, era sby, era jokowi.

Debat calon presiden dan calon wakil presiden, acara tv, podcast, kampanye politik calon di berbagai platform media sosial agaknya sudah cukup bagi masyarakat agar mampu melihat, menimbang dan memutuskan siapa kira - kira calon terbaik yang layak dan pantas mendapat gelar presiden republik indonesia kedepan.

Hal itu juga yang kiranya disebut "Quo Vadis Indonesia Era Baru Kepemimpinan Presiden 2024" atau kiranya arah tujuan negara indonesia setelah indonesia telah menemukan pemimpin bangsa dan negaranya, mau dibawa kemana negara kepulauan ini, kemana arah tujuan pembangunan bangsa muslim terbesar di dunia ini. Sekali lagi demokrasi menuntun kebajikan komunal dari hati nurani masyarakat tanpa pilih kasih antar suku bangsa dan putra putri bangsa agar mampu menciptakan cita cita keadilan dan kemakmuran bangsa indonesia sebagaimana termaktub dalam Konstitusi dan Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun