Mohon tunggu...
bagusassoni
bagusassoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seharihari melakukan kuliah dan tugas tugas yang ada di kegiatan kuliah, pulang kuliah saya lanjut berjualan olos jualan saya sendiri dan keluarga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Gadget Terhadap Minat

6 Januari 2025   10:30 Diperbarui: 6 Januari 2025   10:30 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

 Pengaruh Gadget terhadap Minat Baca Siswa: Dilema di Era Digital

Oleh: Dr. Sarah Amelia, M.Pd (Pengamat Pendidikan dan Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan)

Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal kebiasaan membaca di kalangan siswa. Kehadiran gadget dengan berbagai fitur menariknya telah menciptakan paradigma baru dalam cara siswa mengakses dan memproses informasi. Namun, di balik kemudahan dan kecepatan akses informasi yang ditawarkan, terdapat kekhawatiran serius mengenai menurunnya minat baca konvensional di kalangan pelajar.

Transformasi Pola Membaca di Era Digital

Dalam dekade terakhir, kita menyaksikan pergeseran dramatis dari membaca buku fisik menuju konten digital. Siswa masa kini lebih sering berinteraksi dengan layar gadget dibandingkan dengan halaman buku. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kemendikbudristek (2023), rata-rata waktu yang dihabiskan siswa SMP dan SMA untuk menggunakan gadget mencapai 6-8 jam per hari, sementara waktu membaca buku non-pelajaran hanya berkisar 30 menit per hari.

Fenomena ini membawa dampak ganda. Di satu sisi, akses terhadap informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Siswa dapat menemukan berbagai referensi pembelajaran dalam hitungan detik melalui mesin pencari. Namun di sisi lain, kemudahan ini seringkali mengurangi kemampuan siswa dalam melakukan pembacaan mendalam (deep reading) dan analisis kritis terhadap suatu teks.

Implikasi terhadap Kualitas Literasi

Penggunaan gadget yang berlebihan telah menciptakan fenomena "snacking content", di mana siswa cenderung mengonsumsi informasi secara sepotong-sepotong dan dangkal. Dr. Ahmad Syafii dalam penelitiannya "Literasi Digital dan Dampaknya terhadap Perkembangan Kognitif Remaja" (2024) mengungkapkan bahwa 75% siswa mengalami kesulitan ketika harus membaca teks panjang dan kompleks karena terbiasa dengan konten singkat di media sosial.

Kondisi ini diperparah dengan maraknya konten-konten entertainment yang mengalihkan perhatian siswa dari aktivitas membaca. Games online, media sosial, dan platform streaming video menawarkan stimulus yang lebih menarik dan instant dibandingkan dengan membaca buku. Akibatnya, siswa kehilangan kesabaran dan konsentrasi yang dibutuhkan untuk memahami bacaan secara mendalam.

Solusi dan Langkah Strategis

Menghadapi tantangan ini, diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Prof. Dr. Siti Nurhaliza dalam bukunya "Revolusi Literasi di Era Digital" (2024) menekankan pentingnya "digital literacy balance", yaitu keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan pemeliharaan kebiasaan membaca konvensional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun