Mohon tunggu...
Bagus Aryadi Pukuh
Bagus Aryadi Pukuh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa fakultas farmasi Universitas Airlangga, saya memiliki minat dalam bidang medis, teknologi, science dan sosial budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyelami Kekayaan Budaya: Sanggar Tari Gito Maron, Pilar Tradisi di Tengah Modernisasi

13 Mei 2024   22:10 Diperbarui: 13 Mei 2024   22:20 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah gemerlapnya era modern dengan segala inovasi dan arus globalisasi yang terus mengalir, terdapat sebuah oase kebudayaan yang teguh berdiri, menyimpan kisah-kisah lama dan warisan leluhur yang tak ternilai. Sanggar Tari Gito Maron, sebuah tempat yang membawa kita pada perjalanan melintasi masa lalu, menelusuri jejak-jejak budaya yang masih hidup, tersembunyi di balik gemerlapnya kota Blitar, Jawa Timur.

Berdiri kokoh sejak tahun 1987, Sanggar Tari Gito Maron menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Dalam setiap gerakan, lagu, dan makna yang terkandung, mereka memelihara keaslian dan keagungan tarian tradisional Jawa Timur. Sanggar ini bukan hanya sebuah tempat, melainkan sebuah jendela menuju warisan budaya yang lestari.

Pak Dimas Pramuka, sosok yang menjadi pilar utama di sanggar ini, tidak hanya mengajarkan gerakan-gerakan yang indah, tetapi juga memperkenalkan sejarah dan filosofi di balik setiap langkah. Dengan senyumnya yang hangat, beliau mengajak generasi muda untuk mencintai dan menghargai kekayaan budaya yang ada.

Nama "Gito Maron" sendiri membawa cerita tersendiri. Gito, sebuah nama yang mengingatkan pada leluhur, menyeberang dari generasi ke generasi, memelihara kejayaan masa lalu. Sementara Maron, sebuah pengingat akan akar-akar yang dalam, mempertahankan keaslian daerah asal mereka, menjadi sebuah jati diri yang teguh.

Sanggar ini bukan hanya tempat untuk belajar tari, tetapi juga sebuah wadah untuk menjaga dan memelihara identitas budaya. Melalui kelas-kelas pengajaran, anak-anak muda diajak untuk merasakan keindahan gerakan yang sarat makna, serta mendalami nilai-nilai yang terkandung dalam setiap tarian tradisional.

Meski zaman terus berubah, Sanggar Tari Gito Maron tetap setia pada pakem-pakem yang telah ada sejak lama. Mereka percaya bahwa dalam kelestarian terletak kekuatan sejati sebuah budaya. Dengan tekun dan penuh cinta, mereka menjaga agar tarian-tarian tradisional ini tetap hidup, tak lekang oleh zaman.

Dalam sorotan zaman modern yang semakin intens, Sanggar Tari Gito Maron menjadi sebuah titik terang yang menunjukkan bahwa kekayaan budaya adalah warisan yang harus dijaga bersama. Dengan memperkuat akar budaya, mereka memberikan harapan bahwa keindahan tradisi akan terus mengalir, melebur dengan zaman namun tetap abadi dalam keberadaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun