Mohon tunggu...
Bagus Adinata
Bagus Adinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seseorang yang memiliki ketertarikan dengan bidang filsafat, sastra, sains, sejarah, dan karya seni seperti film, musik, arsitektur, dan puisi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menemukan Makna dari Pengalaman Spiritual

10 Juli 2024   22:00 Diperbarui: 10 Juli 2024   22:02 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: iStock

Saat mendengar kata spiritualitas, kita cenderung untuk mengaitkannya pada agama. Namun, secara pengertian spiritualitas dan agama merupakan dua hal yang berbeda. Menurut Guillory (2000), spiritualitas merupakan sumber yang mendorong aktivitas humanis dan berorientasi pada kinerja yang melayani kepentingan terbaik bagi individu dan organisasi. Sedangkan agama merupakan ekspresi dari spiritualitas yang termanifestasi dalam bentuk aturan hidup, ritual, dan struktur.

Untuk memperjelas perbedaan antara spiritualitas dan agama, terdapat beberapa kata yang dapat menjadi acuan. Kata yang menggambarkan spiritualitas diantaranya adalah "sesuatu yang lebih besar", "tidak berwujud", "intuitif", dan "kosmik". Sedangkan kata yang menggambarkan agama yaitu "konkrit", "aturan", "batasan", dan "organisasi".

Spiritualitas sendiri berasal dari kata bahasa Inggris "spirit" yang juga merupakan kata serapan bahasa Latin "spiritus". Spiritus memiliki arti jiwa, keberanian, semangat, dan nafas. Menurut Lepherd (2015), spiritualitas dapat berarti esensi diri seseorang yang memiliki kesadaran diri dan kekuatan dari dalam, yang dapat membantu orang tersebut untuk merasakan pengalaman transendensi melampaui diri sendiri. 

Jika kata "spirit" mengacu pada pikiran dan jiwa atau batin, spiritualitas merupakan keadaan atau kondisi dari pikiran manusia. Aspek utama yang terkandung dalam spiritualitas adalah keterhubungan dengan diri sendiri, orang lain, makhluk hidup lain, lingkungan sekitar, dan alam semesta.

Tanda bahwa seseorang memiliki spiritualitas yang baik adalah orang tersebut memiliki kedamaian jiwa dan pemenuhan diri. Kedamaian jiwa ditunjukkan dengan adanya harmoni, perasaan nyaman, dan ketiadaan penderitaan. Sedangkan pemenuhan diri ditunjukkan dengan adanya integrasi tubuh, pikiran, dan perasaan dalam setiap langkah kehidupan kita. Dengan mengembangkan spiritualitas, kita dapat meningkatkan psychological well-being, kesehatan, keterhubungan dengan komunitas, pengembangan diri, dan kedekatan hubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita.

Perspektif Psikologi terhadap Spiritualitas

            Dalam lingkup psikologi, terdapat beberapa perspektif yang membahas mengenai spiritualitas. Dari perspektif psikoanalisa, terdapat tokoh bernama Carl Jung yang mengajukan teori terkait dengan pengalaman spiritual. Beberapa teori terkait spiritualitas yang ia kemukakan di antaranya yaitu collective unconscious mind, archetypes, individuasi, dan sinkronsitas. Teori collective unconscious mind menyatakan bahwa manusia dari berbagai latar belakang sebenarnya memiliki keinginan dasar yang sama. Keinginan untuk mengasihi dan dikasihi, menjadi bijaksana, merasa bahagia, dan keinginan untuk menjadi lebih baik secara umum dimiliki oleh semua manusia. 

Keinginan tersebut kemudian dinyatakan dalam rupa archetypes atau simbol universal yang dapat membantu keterhubungan antar satu individu dengan yang lain. Dengan mengenal dan memahami archetypes, proses individuasi yang mencakup pengenalan dan pemenuhan diri sebagai salah satu aspek spiritualitas dapat tercapai. Sinkronsitas sebagai kesesuaian antara kondisi internal dan eksternal diri juga menjadi salah satu konsep yang mendukung terbentuknya spiritualitas.

Dari perspektif psikologi transpersonal, Abraham Maslow memiliki beberapa teori yang berkaitan dengan spiritualitas. Teori tersebut di antaranya yaitu hierarchy of needs dan self-transcendence memiliki hubungan dengan pengalaman spiritual. Hierarchy of needs menyatakan bahwa manusia memiliki beberapa kebutuhan yang secara berurutan yaitu kebutuhan dasar akan makanan, minuman, tempat tinggal, dan seksual, kebutuhan akan rasa aman, sense of belonging, self-esteem, dan aktualisasi diri. 

Saat kebutuhan dasar telah terpenuhi, manusia akan cenderung untuk mencari hubungan yang bermakna dengan orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, menemukan dan mengembangkan potensi diri. Proses dalam menemukan dan mengembangkan potensi diri tersebut merupakan salah satu aspek yang terkait dengan spiritualitas. Kemudian, self-transcendence merupakan kebutuhan di atas aktualisasi diri yang meliputi pengalaman transendensi melampaui diri untuk terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya. Sesuatu yang lebih besar dari diri ini dapat berupa humanity, alam semesta, kosmos, maupun Tuhan.

Pengembangan Spiritualitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun