Mohon tunggu...
Bagus Adikarya
Bagus Adikarya Mohon Tunggu... -

Muslim | 22 Tahun | Menteri Kajian dan Strategi EM UB 2014 | Forum Indonesia Muda angkatan 13

Selanjutnya

Tutup

Politik

Poros Tengah Gerakan Mahasiswa: Postmodernisme Berbasis Nilai

30 Juli 2014   06:51 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:53 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi utama yang perlu dilakukan oleh gerakan mahasiswa konvensional adalah adaptasi pergerakan. Adaptasi merupakan penyesuaian cara bergerak dengan arus postmodernisme. Pada dasarnya, nilai-nilai dan ideologi gerakan mahasiswa konvensional bersifat abstrak dan tidak kaku. Nilai dan ideologi ini bisa saja disesuaikan dengan arus postmodernisme. Hanya saja seringkali, pemahaman yang fanatik atau dangkal terhadap nilai, membuat sebagian mahasiswa bergerak secara kaku. Ketika ada perdebatan atau diskursus terhadap suatu permasalah, yang menjadi term adalah menang-kalah atau benar-salah.

Gerakan mahasiswa konvensional harus mengubah perspektif tersebut. Tetap menjadikan ideologi dan nilai sebagai basis pergerakan, namun lebih luwes dan fleksibel dalam pengejewantahannya. Pemimpin gerakan mahasiswa konvensional ini juga harus mulai memahami bahwa musuh, semisal pemerintah atau kapitalisme, telah menggunakan kosmetik dan menjelma dengan cantik. Bahkan bisa jadi, sebagian besar masyrakat umum dan non-pergerakan mulai terpikat. Sehingga, gerakan-gerakan yang dilakukan harus bersifat luwes dan menghindari sikap-sikap destruktif. Selain itu, sikap komunikasi efektif harus diutamakan untuk merangkul gerakan postmodernis yang lokal dan terpecah.

Narasi besar yang disampaikan oleh gerakan mahasiswa konvensional juga perlu dirasionalkan dan diturunkan menjadi narasi-narasi kecil. Sehingga arus postmodernisme dengan mudah dapat menjadikan ideologi gerakan mahasiswa konvensional sebagai basis dalam bergerak. Tidak lagi menganggap nilai dan ideologi gerakan mahasiswa konvensional bersifat utopis dan tidak bisa dilaksanakan.

Dengan demikian, poros tengah gerakan mahasiswa ini, adalah sebuah bentuk jembatan penghubung antara dua arus gerakan mahasiswa yang sampai saat ini masih berseberangan. Postmodernisme berbasis nilai merupakan alternatif dari tuntutan zaman yang menghendaki bentuk nyata gerakan mahasiswa. Sehingga, gerakan mahasiswa akan kembali efektif dan berada pada masa kejayaannya.

Bagus Adikarya (http://bagus-adikarya.tumblr.com)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun