Meningkatnya ancaman terhadap lingkungan akibat penggunaan pestisida kimia menjadi persoalan serius yang dihadapi sektor pertanian. Namun, langkah inovatif hadir dari Desa Begaganlimo, Mojokerto, melalui transformasi limbah air rendaman gadung menjadi pestisida organik yang ramah lingkungan. Program ini tidak hanya memanfaatkan limbah yang sebelumnya dianggap tak bernilai, tetapi juga memberikan solusi berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif pestisida kimia pada tanah, air, dan kesehatan masyarakat.
Limbah air rendaman gadung, yang biasanya dibuang begitu saja, terbukti memiliki senyawa bioaktif yang efektif dalam mengendalikan hama. Dengan tambahan bahan alami seperti daun pepaya, daun sirsak, dan lidah buaya, limbah ini diolah menjadi pestisida organik melalui proses fermentasi sederhana. Hasilnya adalah produk yang mampu mengurangi serangan hama, meningkatkan kualitas tanah, dan mengurangi biaya produksi petani.
Ibu Suyati, selaku UMKM di Desa Begaganlimo, turut menjadi mitra utama dalam program ini. Sebagai pengusaha keripik gadung, beliau menyambut baik inovasi ini. "Awalnya saya tidak tahu kalau air rendaman gadung bisa dimanfaatkan menjadi pestisida alami. Biasanya air ini langsung dibuang saja, malah kadang mengotori lingkungan. Sekarang saya merasa terbantu karena limbah produksi saya tidak hanya bermanfaat untuk tanaman, tetapi juga membantu menghemat biaya pestisida," ungkap Ibu Suyati.
Lebih dari itu, program ini memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan limbah dan alternatif yang ramah lingkungan. Dengan pendampingan dan pelatihan, masyarakat kini mampu menghasilkan pestisida alami secara mandiri. Hal ini tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha baru berbasis pertanian berkelanjutan.
Namun, langkah ini masih membutuhkan dukungan lebih lanjut. Penelitian untuk meningkatkan efektivitas pestisida organik harus terus dilakukan agar setara dengan produk kimia. Selain itu, sosialisasi secara masif perlu diperluas agar lebih banyak petani beralih ke solusi ini. Pemerintah dan lembaga terkait juga diharapkan memberikan fasilitasi berupa alat, bahan, dan akses pasar untuk mendukung produksi skala besar.
Transformasi limbah air rendaman gadung menjadi pestisida organik bukan hanya langkah kecil untuk lingkungan, tetapi juga tonggak awal pertanian berkelanjutan di Indonesia. Dengan kolaborasi berbagai pihak, inovasi ini memiliki potensi besar untuk diterapkan di wilayah lain dan menjawab tantangan global terkait keberlanjutan pangan dan lingkungan.
Dari Desa Begaganlimo, sebuah harapan baru lahir. Semoga langkah kecil ini menginspirasi gerakan besar untuk masa depan yang lebih hijau dan sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H