Perbedaan utama antara Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964 terletak pada fokus pembelajaran, struktur kurikulum, dan perkembangan moral serta keterampilan siswa. Beberapa perbandingan kurikulum :
1. Konteks
Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964:Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964 diperkenalkan pada era Presiden Sukarno dengan tujuan utama mempersiapkan generasi muda untuk mendukung pembangunan negara. Konteks sosial-politik saat itu adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang siap untuk program pembangunan nasional dan mencerminkan semangat revolusi serta nasionalisme.
Kurikulum Merdeka:Kurikulum Merdeka diperkenalkan dalam konteks modern, di mana teknologi dan globalisasi menjadi faktor dominan. Kurikulum ini dirancang untuk menanggapi kebutuhan abad ke-21, termasuk pengembangan keterampilan kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikasi. Fokusnya adalah pada pembelajaran yang lebih personal dan fleksibel, menyesuaikan dengan kebutuhan siswa dan dinamika zaman.
Fokus Utama
Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964:Kurikulum ini menekankan pada pendidikan moral dan nasionalisme, serta penciptaan tenaga kerja yang siap untuk pembangunan nasional. Mata pelajaran difokuskan pada bidang-bidang yang dianggap penting untuk pembangunan, seperti pertanian, teknik, dan industri.
Kurikulum Merdeka:Kurikulum Merdeka fokus pada pengembangan potensi individu siswa, kemandirian dalam belajar, dan kemampuan berpikir kritis serta kreatif. Kurikulum ini memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa.
Pendekatan Pembelajaran
Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964:Pendekatan pembelajaran cenderung konvensional dan berfokus pada transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Mata pelajaran lebih terstruktur dengan kurikulum yang kaku dan sentralistis. Penilaian berpusat pada penguasaan materi dan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan pembangunan.
Kurikulum Merdeka:Pendekatan pembelajaran lebih fleksibel dan berpusat pada siswa. Menggunakan berbagai metode inovatif seperti project-based learning, pembelajaran penemuan, dan pembelajaran berbasis masalah. Penilaian lebih holistik dan mencakup berbagai aspek perkembangan siswa, bukan hanya hasil akhir.
Peran Guru