Mohon tunggu...
Bagus dwiarya
Bagus dwiarya Mohon Tunggu... Jurnalis - bagus dwi a

mahasiswa fakult : pendidikan kewarganegaraan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbandingan Antara Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum Berbasis Kompentesi

25 Juni 2024   12:34 Diperbarui: 25 Juni 2024   12:43 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perbedaan utama antara Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Berbasis Kompetensi terletak pada fokus pembelajaran, dengan Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan keterampilan dan kebutuhan individual siswa, sementara KBK menekankan pada pengembangan kompetensi siswa. Contoh perbandingan antara kurikulum merdeka dan kurikulum berbasis kompetensi :

1. Fokus Utama

  • Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK):Kurikulum ini berfokus pada pencapaian kompetensi spesifik yang mencakup tiga domain utama: pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Standar kompetensi ini ditetapkan secara nasional dan harus dicapai oleh semua siswa untuk memastikan keseragaman dalam kualitas pendidikan.

  • Kurikulum Merdeka:Kurikulum Merdeka menekankan fleksibilitas dan kemandirian dalam proses pembelajaran. Ini memberi kebebasan kepada sekolah dan guru untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan, minat, dan potensi siswa. Fokusnya adalah pada pengembangan kreatifitas, inovasi, serta kemampuan berpikir kritis dan mandiri.

Pendekatan Pembelajaran

  • Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK):Pendekatan pembelajaran pada KBK cenderung lebih terstruktur dan sistematis. Proses pembelajaran diarahkan untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Penilaian biasanya dilakukan secara formal untuk memastikan siswa telah menguasai kompetensi tersebut.

  • Kurikulum Merdeka:Kurikulum Merdeka menggunakan pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa. Berbagai metode seperti pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pembelajaran penemuan (discovery learning), dan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) digunakan. Penilaian bersifat holistik dan melibatkan berbagai bentuk evaluasi seperti penilaian formatif, penilaian diri, dan portofolio.

Peran Guru

  • Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK):Dalam KBK, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Pengajaran lebih berorientasi pada materi yang harus dikuasai oleh siswa dan bagaimana mereka mencapai standar kompetensi tersebut.

  • Kurikulum Merdeka:Guru dalam Kurikulum Merdeka berperan sebagai pembimbing yang mendukung pengembangan potensi individu siswa. Guru memiliki kebebasan untuk memilih dan mengadaptasi metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa, serta mendorong mereka untuk berpikir kreatif dan kritis.

Penilaian dan Evaluasi

  • Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK):Penilaian dalam KBK berfokus pada pengukuran penguasaan kompetensi melalui berbagai bentuk ujian seperti ujian tertulis, praktik, dan penilaian kinerja. Tujuan utama penilaian adalah untuk memastikan bahwa siswa telah mencapai standar kompetensi yang ditetapkan.

  • Kurikulum Merdeka:Penilaian dalam Kurikulum Merdeka lebih bervariasi dan menyeluruh. Penilaian melibatkan penilaian formatif (yang dilakukan selama proses pembelajaran), penilaian diri (siswa menilai kemajuan mereka sendiri), portofolio, serta proyek-proyek yang dilakukan siswa. Fokus penilaian adalah pada proses pembelajaran dan perkembangan individu siswa, bukan hanya pada hasil akhir.

Fleksibilitas dan Adaptasi

  • Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK):KBK memiliki struktur yang lebih tetap dan kurang fleksibel, dengan standar kompetensi yang harus dicapai oleh semua siswa. Ini memberikan keseragaman dalam pencapaian standar pendidikan, namun kurang adaptif terhadap kebutuhan spesifik siswa dan kondisi lokal.

  • Kurikulum Merdeka:Kurikulum Merdeka lebih fleksibel dan adaptif. Sekolah dan guru dapat menyesuaikan kurikulum dengan kondisi lokal, minat, dan kebutuhan siswa. Ini memungkinkan respons yang lebih dinamis terhadap perkembangan zaman dan perubahan dalam lingkungan pendidikan.

Tujuan Akhir

  • Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK):Tujuan utama KBK adalah untuk memastikan bahwa semua siswa mencapai kompetensi yang sama sesuai dengan standar nasional, sehingga menghasilkan lulusan dengan kualitas yang seragam.

  • Kurikulum Merdeka: Tujuan Kurikulum Merdeka adalah untuk mengembangkan potensi individu siswa secara maksimal, menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, serta membangun kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan mandiri. .

    Penutup

    Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menawarkan pendekatan yang berbeda dalam mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak kebebasan dan fleksibilitas kepada sekolah dan guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan siswa, dengan fokus pada pengembangan potensi individu dan kreativitas. Sementara itu, KBK berfokus pada pencapaian standar kompetensi yang seragam untuk memastikan kualitas pendidikan yang merata di seluruh negeri. Kedua kurikulum ini memiliki kelebihan masing-masing yang dapat diterapkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan pendidikan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun