Mohon tunggu...
Bagus
Bagus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

berisi tentang tugas opini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengungkap Kedalaman Maksud dalam Komunikasi: Eksplorasi Implisit dan Eksplisit pada Penutur, Lawak, Tutur, dan Pertisipan

9 Juni 2024   17:40 Diperbarui: 9 Juni 2024   17:43 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi adalah kebutuhan penting dalam kehidupan manusia yang memungkinkan pertukaran informasi, ide, gagasan, dan perasaan antara individu. Dalam komunikasi, maksud yang disampaikan oleh penutur bisa bersifat eksplisit (tersurat) atau implisit (tersirat). Pemahaman terhadap kedua jenis maksud ini sangat penting untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan diterima dan dimengerti dengan benar. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai maksud implisit dan eksplisit dalam komunikasi, khususnya pada penutur, lawak tutur, dan partisipan. 

Komunikasi adalah suatu media yang menghubungkan pemikiran antara penutur dan pendengar. Maksud eksplisit adalah pesan yang disampaikan secara langsung dan jelas oleh penutur. Sebaliknya, maksud implisit membutuhkan interpretasi dan sering kali bergantung pada konteks untuk dipahami. Pemahaman yang tepat terhadap kedua jenis maksud ini sangat penting karena salah tafsir dapat menyebabkan miskomunikasi yang berdampak negatif dalam berbagai aspek kehidupan, baik pribadi maupun profesional.

 Maksud Eksplisit adalah pesan yang dinyatakan secara langsung dan tidak membutuhkan penafsiran lebih lanjut. Contohnya adalah ketika seseorang berkata, "Tolong buka pintunya." Pesan ini jelas dan langsung meminta tindakan tertentu dari pendengar. 

Maksud Implisit adalah pesan yang tersirat dan memerlukan pemahaman konteks untuk ditafsirkan dengan benar. Misalnya, jika seseorang berkata, "Udara di sini cukup dingin," maksud implisitnya mungkin meminta pendengar untuk menutup jendela atau meningkatkan suhu ruangan.

Penutur memiliki pilihan untuk menyampaikan maksud mereka secara eksplisit atau implisit. Pilihan ini sering kali dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti hubungan antara penutur dan pendengar, situasi sosial, dan tujuan komunikasi. Dalam situasi formal, penutur cenderung menggunakan bahasa eksplisit untuk menghindari kebingungan. Namun, dalam interaksi yang lebih santai, maksud implisit mungkin lebih sering digunakan.

Humor atau lawak tutur adalah contoh sempurna di mana maksud implisit sering digunakan untuk menciptakan efek komedik. Lawak tutur mengandalkan pemahaman pendengar terhadap konteks dan nuansa untuk menangkap humor yang tersirat. Contoh klasik adalah penggunaan ironi atau sarkasme yang memerlukan pemahaman mendalam terhadap situasi untuk dihargai sepenuhnya.  

Partisipan sebagai Pendengar Aktif: 

Untuk menangkap maksud implisit dan eksplisit, pendengar harus terlibat secara aktif dalam proses komunikasi. Ini melibatkan memperhatikan tidak hanya kata-kata yang diucapkan tetapi juga nada suara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh.

Feedback dan Klarifikasi: 

Umpan balik dari partisipan sangat penting untuk memastikan bahwa pesan dipahami dengan benar. Ketika ada ketidakpastian atau ambiguitas, partisipan harus merasa nyaman untuk meminta klarifikasi. Misalnya, jika maksud implisit tidak jelas, pendengar dapat bertanya, "Apakah Anda ingin saya menutup jendela?" untuk memastikan pemahaman yang tepat. 

Adapun studi kasus dan contoh implisit dan eksplisit yaitu sebagai berikut: 

Contoh Kehidupan Sehari-hari: 

Dalam situasi sehari-hari, kita sering menghadapi maksud implisit dan eksplisit. Misalnya, dalam sebuah rapat kerja, seorang manajer mungkin berkata, "Akan lebih baik jika kita bisa menyelesaikan laporan ini hari ini." Meskipun tidak dinyatakan secara langsung, maksud implisitnya adalah meminta tim untuk segera menyelesaikan tugas tersebut. 

Studi Kasus dalam Media dan Hiburan: 

Media sering menggunakan maksud implisit dan eksplisit untuk menyampaikan pesan kepada audiens. Dalam film atau acara TV, dialog yang tampak sederhana sering kali memiliki lapisan makna yang lebih dalam, yang hanya dapat dipahami dengan memperhatikan konteks keseluruhan cerita.

 Memahami maksud implisit dan eksplisit adalah keterampilan penting dalam komunikasi yang efektif. Ketika kedua jenis maksud ini dipahami dengan baik, komunikasi menjadi lebih jelas dan bermakna, mengurangi risiko miskomunikasi. Pendidikan dan pelatihan dalam keterampilan komunikasi, khususnya dalam memahami konteks dan maksud tersembunyi, sangat penting untuk meningkatkan kualitas interaksi kita sehari-hari. 

Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kedua jenis maksud dalam percakapan, kita dapat menjadi komunikator yang lebih baik, yang pada akhirnya dapat memperkaya hubungan pribadi dan profesional kita. 

Masyarakat yang peka terhadap maksud implisit dan eksplisit dalam komunikasi akan mampu menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan efektif dalam berinteraksi. Oleh karena itu, marilah kita terus belajar dan mengembangkan keterampilan komunikasi kita untuk menjadi pendengar dan penutur yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun