Kulon Progo - Sejumlah tokoh masyarakat di Kalurahan Banaran, Kapenawon Galur, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta menginisiasi gerakan Sodakoh Pangan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipiasi kondisi perekonomian masyarakat yang memburuk akibat wabah corona yang berkepanjangan.
Di tahap awal saat kondisi perekonomian belum titik kritis, Gerakan Sodakoh Pangan melakukan gebrakan dengan menanam tanaman pangan di setiap lahan nganggur, lahan kritis, termasuk lahan di tepi-tepi jalan.
"Ini (Sodakoh Pangan) fungsinya untuk bersodakoh pangan kepada publik, dan etape pertama kita menanam aneka jenis pepaya di setiap lahan nganggur, Â tepi jalan, tanggul, jalan desa, lahan kritis dan lokasi mangkrak lainnua," ujar Priyo Santoso, salah satu penggerak Sodakoh Pangan Desa Banaran.
Anggota DRPR Kabupaten Kulon Progo itu berharaop dalam empat bulan ke depan bibit yang ditanam sudah berbuah dan warga bisa bebas memetik dengan catatan tidak merusak demi kelangsungan sumber pangan.
Politisi Partai PAN itu menambahkan, terdapat juga lahan yang secara khusus digunakan untuk menabam ubi rambat hidroponik. "Karena lung atau ubi rambat butuh lahan yang panas dan matahari cukup, maka tidak semua lahan bisa digarap," ujarnya.
Selain ubi rambat, singkong, Sodakoh Pangan juga menyiapkan banyak lahan untuk menanam aneka jenis pisang ( aneka pisang, red).
Untuk mendukung Gerakan Sodakoh Pangan, Priyo Santoso juga turut melibatkan Agrobiz Centre Banaran. Mereka bertugas menyiapkan kompos dan pupuk organik dengan pengurai bakteri dari tetes tebu.
"Agrobiz Centre Banaran sejak awal memang disiapkan untuk berfikir meningkatkan produksi pangan, olahan hasil agro, dan rencana membuat Mall Buah dan Sayur Lokal. Diantaranya dengan membuat pupuk organik. Kebetulan kita mendapat sodakoh bakteri pengurai dengan jumlah tidak terbatas (unlimited), " ujar Suroso, pengurus Agrobiz Centre Banaran.
Suroso menjelaskan, untuk menghasilkan produk pertanian pangan yang sehat, pihaknya  memulai dari produksi pupuk organik. Baru setelah itu mendorong rekayasa produksi tanaman pangan, lalu olahan pangan.
"Harapannya  Desa Banaran menjadi pelopor modernisasi pertanian tanaman pamgan dan menjadi wilayah berbasis  pertanian tanaman pangan yang modern," lanjut Suroso.
Dia juga mengatakan bahwa banyak penggagas Sodakoh Pangan yang kebetulan ahli di bidang pertanian tanaman pangan, hingga olahan pangan. Sehingga hal ini mempermudah pelaksanaan program Sodakoh Pagan di Desa Banaran.
Suroso sendiri mengakui bahwa pihaknya banyak mendapat bantuan bibit tanaman dari berbagai pihak yang perduli dengan program Sodakoh Pagan dan ingin ikut mensukseskan program ini.
"Kami sudah memulai, bismillah, niatannya isyaallah mulia, pasti banyak dukungan," tegas Suroso, yang kini juga maju sebagai Calon Lurah Desa Banaran itu.
Salah satu tenaga ahli Agrobiz Centre Banaran, Muh Zarngan mengatakan, sebenarnya banyak potensi tanaman pangan yang bisa dikembangkan di Banaran baik lahan pasir maupun daratan.
"Kalau soal rekayasa teknologinya, kami punya banyak referensi dari berbagai negara yang bisa diadopsi untuk memajukan industri agro di wilayah ini. Ini tinggal bagaimana pemangku kebijakan di wilayah ini bersikap. Karena lahan ada, SDM banyak, teknologi siap," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H