Mohon tunggu...
Bagus Kurniawan
Bagus Kurniawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi UAJY

Jalan melayang angin menerpa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rel Kereta Yogyakarta-Magelang, Sisa Kejayaan Kereta Api Zaman Dulu, Riwayatmu Kini

5 November 2020   17:07 Diperbarui: 5 November 2020   17:09 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sisa jembatan KA yang terputus masih bisa terlihat sampai sekarang. Sisa bangunan jembatan, kerangka besi dan rel masih ada. Di sekitar jembatan itu sekarang sudah ada dam dan banyak warga yang memanfaatkannya jadi kolam-kolam ikan.

Setelah putusnya jalur KA Yogyakarta-Magelang PP tidak ada lagi. Dulu jalur KA dari Stasiun Tugu menyusuri ke arah utara lewat kantor Samsat sekarang ini kemudian lewat Jl Tentara Pelajar di sisi barat, perempatan Pingit, Jl Magelang, Mlati, Beran, Pangukan, Medari hingga Tempel. 

Beberapa stasiun yang sudah hilang diantaranya Stasiun Pingit dekat pabrik Margorejo atai dekat Hotel Utara, Stasiun Kutu, Stasiun Mlati, Stasiun Beran dan Medari. Yang masih ada hanya Stasiun Tempel.

Saat ini sebagian besar rel KA sudah dicopoti. Namun d atas jembatan Kali Bedhog Pangukan masih ada. Konstruksi jembatan ini bentuknya sama dengan yang di jembatan Krasak. 

Konstruksi jembatan in sangat khas yakni menggunakan lengkung pada kedua ujung jembatan. Di atas jembatan ini rel dari ujung timur ke barat masih ada. Selebihnya sudah tidak ada lagi. Beberapa tiang besi rel yang berdiri tegak di jalur Beran juga masih ada.

Sisa bangunan lain yakni Stasin Tempel dan tangki air besar di selatan stasiun. Bangunan bekas stasiun saat ini digunakan untuk taman kanak-kanak (TK).

Setelah meintas Kali Krasak, jejak sejarah jalur KA Magelang hanya sedikit terlihat di wilayah Muntilan dan jembatan yang putus sebelum masuk Stasiun Blabak, Stasiun Mertoyudan hingga Stasiu Kebon Polo.

Dulu juga ada KA bernama Kereta Taruna. Kereta ini biasanya juga melayani para taruna Akmil yang hendak melakukan pesiar saat liburan. 

"Namanya sepur kluthuk. Saya pernah naik dari Stasiun Blabak menuju Jogja dan pulang lagi. Waktu lewat jembatan Krasak jalannya pelan sekali," ungkap Putri Abriantini warga Blabak Magelang.

Dwi Kuncoro warga Sleman menambahkan dulu ada stasiun kecil-kecil seperti di utara Pingit, Kutu dan Mlati namun sekarang sudah hilang bangunannya.

"Banyak yang hilang bangunan stasiunnya. Sayang sekali," ungkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun