Tak lupa pula dengan penyanyi dangdut yang sedang disoroti oleh awak media berita tentang kasus penghinaaan dasar Negara, sebut saja si Gotik.
Lalu bagaimanakah gaya hidup mereka dalam pola pikir yang ditempuh?
Rachma si guru TK honorer melakukan pekerjaan dengan seadanya. Selesai mengajar lekas pulang lalu bergegas pergi menuju kampus, ia melanjutkan pembelajaran perguruan tinggi. Hal tersebut selalu dilakukannya secara rutin tanpa memikirkan apapun. Pada akhirnya terjadi sebuah kasus siswa yang diajar matanya tercolok pensil sampai mengalami cedera parah akibat bercanda dengan rekannya. ia merasa tak peduli dan tidak mengetahui peristiwa terjadi, karena ia selalu mengajar tanpa memperhatikan kondisi kelas ataupun siswanya. Alhasil ia ditegur wali siswa tentang keteledorannya, namun masih beruntung ia diberi kesempatan dalam memperbaiki diri mengubah sistem pola pikir yang terbangun untuk menebus kesalahannya.
Lain cerita dengan Darma si pegawai swasta. Terlihat ia melakukan rutinitas setiap hari dalam bekerja didalam perusahaan ternama di Jakarta, Hal tersebut selalu dilakukannya, namun pada waktu kamis lalu ditemukannya kasus hilangnya uang perusahaan dengan jumlah fantastis dan terduga tersangka Darma yang mengambil uang tersebut. Alhasil ia di pecat oleh atasannya yang selalu ia dekati untuk naiknya jabatan di perusahaan tersebut.
Lalu si Gotik, si gotik ini amat lucu dalam berbicara lambang dasar sila kelima Pancasila ia menyebutkan bebek nungging. Saya tak habis pikir bebek bisa nungging, bukannya bebek bokongnya dibawah unuk jalan saja sulit cepat lah ini nungging. Bagaimana caranya? tak habis pikir dengan pola pikir si Gotik ini. Mungkin ia bermaksud melucu supaya ratingnya naik dan mendapatkan penghasilan fantastis dengan mencela lambang Negara tapi apakah ia tak mengetahuinya bahwa lambang Negara bukan untuk dicela ataupun dihina walaupun dengan tujuan apapun. Bodo amat tak usah memikirkan kelakuan si Gotik ini. Lah si amat juga lagi nyarap dirumahnya bukanlah memikirkan kelakuan si Gotik.
Apakah saudara masih dengan pola pikir yang sama dan selalu membiasakannya?
Terbiasa berpikir melakukan segala hal hanya bertujuan berpenghasilan fantastis dan pangkat yang berbubah yang menjadikan lebih hebat di mata orang lain tanpa memperdulikan kerugian yang terjadi disekitar dengan pola pikir yang dianggap sudah terbiasa.
NGENES, alhasil yang didapat.
Pemecatan, Teguran Keras, bahkan berakibat pidana. Seperti si Rachma, Darma, dan si Gotik.
Apakah saudara berani merubah pola pikir yang sudah dianggap biasa?
Kesuksesan, impian yang tercapai dengan usaha dan kerja keras yang dijalani tanpa mengenal lelah tentu berguna bagi orang lain. bukanlah memperkaya diri ataupun terlihat hebat dimata orang lain. tapi seberapa bergunakah di lingkungan sekitar dengan saling membantu orang dalam lingkungan tersebut. Kalau tak diberanikan sekarang kapan lagi?