Pendahuluan
Covid-19 pertama kali hadir pada akhir 2019 di Wuhan, China. Namun kehadirannya sendiri tidak pernah di duga akan membawa sebuah badai besar pada manusia. Pada tahun 2020 tiba-tiba saja epidemi terjadi di China dan terus berlanjut selama tahun tersebut virus corona-19 menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan pandemi. Â
Mengutip dari CNBC, WHO mengeluarkan data bahwa korban meninggal karena covid-19 sepanjang 2020-2021 mencapai 13,3-16,6 juta orang. Data ini dikumpulkan WHO dari berbagai Lembaga survey di seluruh dunia. Jumlah yang sangat banyak mengingat bahwa tidak banyak negara yang pada saat itu mengira bahwa virus baru ini akan menyebabkan begitu banyak kematian
Kesedihan hadir di antara kita semua, banyak anggota keluarga yang ditinggal sendirian di dunia yang begitu kejam, di tengah pandemi yang juga mengancam diri mereka. Tidak terbayang menjadi salah satu manusia yang harus kehilangan di tengah pandemi yang sudah sangat membuat ketakutan karena ancaman kematian yang mengintai
Hadirnya pandemi tidak hanya menyebabkan banyak sekali korban jiwa, namun banyak sektor yang terdampak. Hampir seluruh sektor esensial yang menjadi pondasi peradaban manusia berguncang dan menyebabkan masalah baru di tengah pandemi.
Sektor Kesehatan harus berhadapan oleh gelombang pasien yang tidak dapat di tangani dengan optimal, menyebabkan banyak korban jiwa berjatuhan karena tidak mendapatkan penanganan yang baik pada kondisi darurat. Sektor Pendidikan harus terpaksa hampir berhenti karena ancaman virus yang dapat menular dengan mudah, dan sektor ekonomi menjadi salah satu sektor yang paling terdampak.
Pembahasan
Ekonomi adalah sebuah ilmu sosial yang mempelajari tentang aktivitas manusia yang berhubungan dengan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. (Tindangen Dkk, 2020 : 80), namun pemahaman tentang ekonomi di peradaban yang modern berubah, ekonomi sendiri adalah sebuah ilmu yang dapat menyelesaikan persoalan manusia lewat pemanfaatan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
Di tengah pandemi mekanisme dasar dalam ekonomi sendiri tidak dapat berjalan dengan baik. Namun mencoba membedah kegagalan ekonomi sendiri dengan cara yang sederhana tidak mampu untuk dapat memperlihatkan kegagalan ekonomi di tengah pandemi.
Saat pandemi terjadi, karantina terpaksa dilakukan dan seluruh sektor perkerjaan terpaksa dihentikan, proses distribusi dan juga konsumsi dalam masyarakat secara otomatis tidak akan berjalan. Dan dengan alasan yang sama proses produksi juga akan berhenti. Saat rangkaian proses ini tidak berjalan, seluruh detail yang hadir dalam ekonomi modern juga tidak dapat berjalan dan menyebabkan kegagalan ekonomi yang menyebabkan efek domino.
Namun, itu hanyalah penjelasan sederhana untuk menjelaskan kegagalan ekonomi secara umum. Pada data faktual bahkan pertumbuhan ekonomi beberapa negara terdampak secara langsung.Â
Junaedi dan Salitia, 2020 dalam SIMPOSIUM NASIONAL KEUANGAN NEGARA 2020 menjelaskan dampak yang disebabkan oleh hadirnya pandemi terhadap pertumbuhan ekonomi beberapa negara di dunia. Pada kesimpulannya, benua yang memiliki jumlah pendudukan yang sangat padat seperti Asia dan Eropa mengalami dampak yang cukup signifikan karena buruknya tata Kelola keuangan di tengah pandemi.
Data tersebut dalam perspektif makro. melihat lebih dekat, kehadiran pandemi juga memaksa beberapa perusahaan harus gulung tikar dan yang lain melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja untuk bisa bertahan di tengah pandemi. Akibatnya sebuah gelombang PHK massal terjadi, dan tidak hanya PHK. Beberapa jenis usaha seperti UMKM juga harus terpaksa untuk tutup atau bertahan dengan pendapatan yang sangat sedikit
Salah satu daerah di Pontianak, Indonesia mengalami pengurangan pendapatan mencapai 30-70% dari apa yang biasanya mereka dapatkan saat sebelum adanya pandemi. (Erni, 2020 : 288). Saat terjadi penurunan yang signifikan terhadap pendapatan, pengeluaran masyarakat tidak mengalami perubahan yang ujungnya akan menyebabkan minus. Dalam skala nasional bahkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 5% per tahun 2020 turun menjadi 1-4% selama pandemi terjadi.
Selain pandemi juga memberikan dampak terhadap peningkatan jumlah orang miskin yang ada di Indonesia. Diperkirakan jumlah orang miskin akan bertambah dari 9.2% pada 2019 bertambah menjadi 9.7% pada akhir 2020. Artinya ada sekitar 1,3 juta masyarakat Indonesia yang terancam menghadapi kemiskinan pada akhir 2020. Pada kemungkinan terburuk, persentase kemiskinan bahkan dapat naik menjadi 12.4%, dimana akan mengancam 8.5 juta orang masuk ke dalam kemiskinan (Asep Suryadi, Dkk 2020 :9)
Dari seluruh data di atas kita bisa melihat bagaimana pandemi sangat amat mengancam, tidak hanya nyawa kita secara langsung namun juga kemungkinan kita untuk bisa bertahan hidup pada peradaban yang modern.
Estimasi penduduk dunia pada Juli, 2022 mencapai 7,9 Milyar jiwa. Cara hidup manusia sudah sangat berubah. Walau dalam sejarah kita tahu bahwa hanya dengan berburu dan meramu manusia dapat bertahan hidup dan terus berevolusi, manusia modern tidak dapat hidup dengan cara tersebut.
Pada masa itu mungkin kita belum mengenal kemiskinan, tapi saat ini kita dapat sangat amat kenal dengan hal tersebut. Banyak masyarakat harus hidup di tengah kemiskinan jika hidup sendiri. Kita semua harus mengandalkan satu sama lain untuk bisa memenuhi kebutuhan satu sama lain, di tengah pandemi bahkan ancaman kemiskinan jauh lebih jelas lagi mengancam lebih banyak orang.
Kebutuhan manusia sudah terlalu beragam, tidak seperti pada masa lalu. Kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian dan juga makanan terlihat tidak berbeda. Namun saat ini peradaban manusia secara khusus ekonomi terus bergerak karena keinginan manusia yang tidak terbatas. Kebutuhan tekonologi bahkan sudah masuk ke dalam kebutuhan dasar pada manusia modern.
Tapi di tengah pandemi saat banyak orang tidak dapat bekerja karena kondisi, dan juga banyaknya pengusaha yang pendapatannya menurun manusia dipaksa sadar bahwa kita tidak dapat hidup tanpa adanya jaminan. Dalam hal ini kita bisa menyebutnya sebagai tabungan, atau Bahasa yang lebih modern mungkin kita dapat menyebutnya sebagai dana darurat.
Tabungan atau dana darurat ini baru disadari sangat dibutuhkan di tengah pandemi. Saat sektor ekonomi lumpuh dan tidak dapat menjadi sumber penghasilan masyarakat, masyarakat harus bisa hidup dengan apa yang mereka miliki. Karena itu tabungan menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk di miliki. Apalagi tidak ada yang tahu, mungkin ada lebih banyak event besar yang terjadi di dunia kedepanya.
2022, saat pandemi sudah mulai turun dan kehidupan manusia sudah mulai Kembali seperti semula, beberapa tren baru lahir karena pembelajaran yang dapat diambil dari pandemi. Salah satunya adalah tren finansial, dimana mulai banyak individu dan juga kelompok yang mempromosikan tentang pentingnya melek finansial untuk tidak hanya menambah pundi kekayaan, tapi juga bertahan pada kondisi ekstrem seperti pandemi.
Salah satu trennya adalah, tren investasi yang hadir di tengah pandemi. Pada tahun 2020 terpantau terjadi peningkatan arus investasi di pasar saham Indonesia. Investasi yang rasanya hanya berhubungan dengan modal besar dan masyarakat kelas atas mulai berubah pada masa pandemi. Bahkan tercatat pada Juni 2020 ada tambahan NIB sebanyak 57 ribu, dimana lebih dari 50% adalah pelaku UMKM.
Tren ini hadir dari kesadaran, dimana ditengah pandemi saat banyak sekali transaksi secara fisik terbatas. Transaksi ekonomi tidak langsung seperti investasi adalah salah satu jalan yang dapat diambil untuk dapat membantu terjaminnya kemungkinan bertahan hidup di tengah pandemi.
Kesimpulan
Pandemi adalah sebuah musibah, sebuah tragedi yang tidak pernah diinginkan hadir di tengah-tengah kita. Namun dunia berjalan menuju arah yang tidak pernah kita ketahui dan masih banyak kemungkinan tidak terbatas yang menanti kita kedepannya.
Hadirnya pandemi sendiri memberikan dampak yang sangat besar terhadap manusia. Kesedihan atas hilangnya orang yang dikasihi, penderitaan atas kondisi baru yang memaksa manusia keluar dari rutinitasnya. Sampai kerugian material yang tidak terhitung jumlahnya selama pandemi. Segala hal itu adalah kerugian yang terlalu besar untuk bisa di terima dengan lapang dada oleh manusia
Tapi, seperti seluruh musibah lainnya. pandemi membawa banyak sekali hal yang dapat dipelajari. Beberapa hal yang dapat membantu manusia terus bisa berevolusi dan bertahan di tengah kondisi apapun yang mungkin terjadi kedepannya.
Referensi
Annur, C. M. (2022, Juli 15). Penduduk Dunia Capai 7,9 Miliar pada Juli 2022, Ini Wilayah Sebarannya. Diambil kembali dari databoks: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/15/penduduk-dunia-capai-79-miliar-pada-juli-2022-ini-wilayah-sebarannya
Asep Suryahadi, R. A. (2020). The Impact of COVID-19 Outbreak on Poverty : An Estimation for Indonesia. Smeru Working Paper, 9.
Dedi Junaedi, F. S. (2020). DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA-NEGARA TERDAMPAK. SIMPOSIUM NASIONAL KEUANGAN NEGARA.
Kurniasih, E. P. (2020). Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Penurunan Kesejahteraan Masyarakat Kota Pontianak. Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 2020, 288.
Megi Tindangen, D. S. (2020). PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA (STUDI KASUS : PEREMPUAN PEKERJA SAWAH DI DESA LEMOH BARAT KECAMATANSAWAH DI DESA LEMOH BARAT KECAMATAN TOMBARIRI TIMUR KABUPATEN MINAHASA). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi , 80.
Novika, S. (2020, Juli 17). Begini Tren Investasi di Indonesia Sejak Ada Corona. Diambil kembali dari Detik Finance: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5097447/begini-tren-investasi-di-indonesia-sejak-ada-corona
Rahadian, L. (2022, Mei 5). WHO: Korban Meninggal Akibat Covid Capai 16,6 Juta Orang. Diambil kembali dari CNBC INDONESIA: https://www.cnbcindonesia.com/news/20220505210650-4-336917/who-korban-meninggal-akibat-covid-capai-166-juta-orang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H