Junaedi dan Salitia, 2020 dalam SIMPOSIUM NASIONAL KEUANGAN NEGARA 2020 menjelaskan dampak yang disebabkan oleh hadirnya pandemi terhadap pertumbuhan ekonomi beberapa negara di dunia. Pada kesimpulannya, benua yang memiliki jumlah pendudukan yang sangat padat seperti Asia dan Eropa mengalami dampak yang cukup signifikan karena buruknya tata Kelola keuangan di tengah pandemi.
Data tersebut dalam perspektif makro. melihat lebih dekat, kehadiran pandemi juga memaksa beberapa perusahaan harus gulung tikar dan yang lain melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja untuk bisa bertahan di tengah pandemi. Akibatnya sebuah gelombang PHK massal terjadi, dan tidak hanya PHK. Beberapa jenis usaha seperti UMKM juga harus terpaksa untuk tutup atau bertahan dengan pendapatan yang sangat sedikit
Salah satu daerah di Pontianak, Indonesia mengalami pengurangan pendapatan mencapai 30-70% dari apa yang biasanya mereka dapatkan saat sebelum adanya pandemi. (Erni, 2020 : 288). Saat terjadi penurunan yang signifikan terhadap pendapatan, pengeluaran masyarakat tidak mengalami perubahan yang ujungnya akan menyebabkan minus. Dalam skala nasional bahkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 5% per tahun 2020 turun menjadi 1-4% selama pandemi terjadi.
Selain pandemi juga memberikan dampak terhadap peningkatan jumlah orang miskin yang ada di Indonesia. Diperkirakan jumlah orang miskin akan bertambah dari 9.2% pada 2019 bertambah menjadi 9.7% pada akhir 2020. Artinya ada sekitar 1,3 juta masyarakat Indonesia yang terancam menghadapi kemiskinan pada akhir 2020. Pada kemungkinan terburuk, persentase kemiskinan bahkan dapat naik menjadi 12.4%, dimana akan mengancam 8.5 juta orang masuk ke dalam kemiskinan (Asep Suryadi, Dkk 2020 :9)
Dari seluruh data di atas kita bisa melihat bagaimana pandemi sangat amat mengancam, tidak hanya nyawa kita secara langsung namun juga kemungkinan kita untuk bisa bertahan hidup pada peradaban yang modern.
Estimasi penduduk dunia pada Juli, 2022 mencapai 7,9 Milyar jiwa. Cara hidup manusia sudah sangat berubah. Walau dalam sejarah kita tahu bahwa hanya dengan berburu dan meramu manusia dapat bertahan hidup dan terus berevolusi, manusia modern tidak dapat hidup dengan cara tersebut.
Pada masa itu mungkin kita belum mengenal kemiskinan, tapi saat ini kita dapat sangat amat kenal dengan hal tersebut. Banyak masyarakat harus hidup di tengah kemiskinan jika hidup sendiri. Kita semua harus mengandalkan satu sama lain untuk bisa memenuhi kebutuhan satu sama lain, di tengah pandemi bahkan ancaman kemiskinan jauh lebih jelas lagi mengancam lebih banyak orang.
Kebutuhan manusia sudah terlalu beragam, tidak seperti pada masa lalu. Kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian dan juga makanan terlihat tidak berbeda. Namun saat ini peradaban manusia secara khusus ekonomi terus bergerak karena keinginan manusia yang tidak terbatas. Kebutuhan tekonologi bahkan sudah masuk ke dalam kebutuhan dasar pada manusia modern.
Tapi di tengah pandemi saat banyak orang tidak dapat bekerja karena kondisi, dan juga banyaknya pengusaha yang pendapatannya menurun manusia dipaksa sadar bahwa kita tidak dapat hidup tanpa adanya jaminan. Dalam hal ini kita bisa menyebutnya sebagai tabungan, atau Bahasa yang lebih modern mungkin kita dapat menyebutnya sebagai dana darurat.
Tabungan atau dana darurat ini baru disadari sangat dibutuhkan di tengah pandemi. Saat sektor ekonomi lumpuh dan tidak dapat menjadi sumber penghasilan masyarakat, masyarakat harus bisa hidup dengan apa yang mereka miliki. Karena itu tabungan menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk di miliki. Apalagi tidak ada yang tahu, mungkin ada lebih banyak event besar yang terjadi di dunia kedepanya.
2022, saat pandemi sudah mulai turun dan kehidupan manusia sudah mulai Kembali seperti semula, beberapa tren baru lahir karena pembelajaran yang dapat diambil dari pandemi. Salah satunya adalah tren finansial, dimana mulai banyak individu dan juga kelompok yang mempromosikan tentang pentingnya melek finansial untuk tidak hanya menambah pundi kekayaan, tapi juga bertahan pada kondisi ekstrem seperti pandemi.