Selain tenaga pengajar, kualitas murid juga sebenarnya harus dilihat sebagai sebuah masalah. Dalam pandangan sosiologis perilaku manusia tidak pernah lepas dari lingkungan tempat mereka tumbuh dan bagaimana mereka berinteraksi dengan orang-orang sekitarnya. Rasanya juga menjadi sulit hanya berharap ke tenaga pengajar saat beban mereka khususnya mereka yang berstatus PNS memiliki beban administratif dan birokratis yang harus juga diselesaikan sebagai tanggung jawab mereka. Artinya ini juga adalah sebuah masalah, lalu apa yang harus dilakukan.
Seperti yang sebelumnya disebutkan bahwa manusia bukanlah makhluk individu yang perilakunya tercipta dari diri sendiri, melainkan melewati proses interaksi dan internalisasi nilai yang beragam dengan lingkungan dan manusia yang sekitarnya. Artinya isu Pendidikan lebih rumit dari sekedar harus menciptakan pedagogi kritis di kelas.
Pandemi harusnya tidak hanya dilihat sebagai sebuah hal buruk yang menimpa kita. Dengan adanya pandemi interaksi orang tua dengan anaknya menjadi meningkat dimana hal ini harusnya dilihat sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan pengarahan ke orang tua untuk membantu proses Pendidikan anaknya. Karena rasanya saat jaman terus berubah peran orang tua mulai hilang dalam proses Pendidikan anaknya, seperti sepenuhnya tanggung jawab Pendidikan diberikan kepada sekolah dan seperangkatnya. Dimana itu bukanlah hal yang ideal saat sekolah pun tidak memiliki kualitas yang baik untuk bisa memproduksi kesadaran yang kritis kepada para siswanya.
Seperti mencoba mulai membuka lahan, sebuah lahan harus dibuat gembur dan juga subur agar tumbuhan yang tumbuh dapat sehat dan juga menghasilkan buah. Begitu juga kepada peserta didik dimana lahan belajar mereka harus disiapkan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan lulusan terbaik yang tidak hanya berujung sebagai tenaga kerja murah di negara berkembang, tapi sebagai individu yang memiliki kesadaran kritis yang dapat menjalankan sebuah slogan lama dalam Pendidikan. "Bahwa Pendidikan adalah jalan menuju pembebasan" tidak bebasnya manusia karena mereka tidak terdidik, namun Pendidikan yang mereka lalui harus bekerja sebagai sebuah alat yang bisa mereka gunakan untuk membebaskan dirinya dari belenggu yang menyulitkan hidupnya. Kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, ketidakmampuan melakukan sesuatu dan juga yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H