Mohon tunggu...
Tubagus Abdul Khaelani
Tubagus Abdul Khaelani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

"Topik" Abadi di Jurusan IPS

28 Desember 2021   14:38 Diperbarui: 28 Desember 2021   15:19 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menerimanya tanpa perlawanan dalam hati tiap siswa yang saya lihat waktu itu rasanya masih tidak terima. Walau benar bahkan saya tidak menemukan kesempatan dimana saya bisa menggunakan susunan Genus dari mata pelajaran biologi dalam hidup saya saat ini.

Ini adalah masalah yang rasanya ABADI, beberapa siswa tidak siap dengan jurusan lainnya karena merasa bahwa mata pelajaran tertentu tidak berhubungan dengan mereka seperti apa yang terjadi pada kelas saya di masa lalu. Selama saya kuliah saya bertemu dengan seorang bapak-bapak Bernama Giroux, tentu saja dia bukanlah orang biasa. Beliau adalah seorang intelektual yang mengenalkan gagasan Pedagogi Kritis kepada saya yang membuat saya mencoba mengerti apa yang terjadi di masa lampau.

Bapak Giroux membuat pandangan saya terbuka bahwa apa yang terjadi di masa lampau adalah karena tidak adanya pedagogi kritis dalam proses pembelajaran yang terjadi. Sebelum lebih jauh membicarakan yang mulai rumit ini mungkin saya akan memberitahu beberapa poin utama dari pedagogi kritis.

Dalam pedagogi kritis, proses pembelajaran perlu memperhatikan beberapa hal yang diantaranya adalah. Nilai substansial, Pendekatan yang Realistis dan harus menyenangkan.

Memang benar secara substansial nilai-nilai yang di mata pelajaran manapun akan berguna jika kita dapat mengerti logika dasarnya dan bukan berfokus pada metode menghafal gaya lama. Tapi rasanya apa yang terjadi seperti itu dan bahkan mungkin pemikiran kritis kami sudah terbangun pada saat itu dan kamu setuju bahwa tidak berguna. Pelajaran itu rasanya tidak menyenangkan dan sama sekali tidak dekat dengan kehidupan satu di antara kami.

Karena itu masalah ini adalah masalah abadi, sampai tenaga pendidik menemukan cara untuk menerapkan pedagogi kritis pada proses pembelajaran secara optimal, pertanyaan dari siswa yang berbunyi "KANAPA SAYA HARUS BELAJAR INI, EMANG DI MASA DEPAN BERGUNA?!" mungkin akan terus terawat abadi di dalam kelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun