Kurikulum darurat yang digunakan saat ini tidak mampu untuk bisa menjangkau hal tersebut. Pendidikan berjalan tidak efektif dan seperti sekedar ada saja agar Pendidikan bisa terus berjalan, dan setiap generasi berikutnya bisa dapat jatah mengenyam Pendidikan. Padahal esensi Pendidikan tidak hanya mewariskan nilai dan norma seperti apa yang di maksud oleh Durkheim. Tapi Pendidikan juga menjadi institusi produksi yang dapat menciptakan generasi baru yang berbeda dari generasi sebelumnya.Â
Pendidikan sebagai salah satu harapan manusia agar bisa terus berkembang menjadi eksistensi yang lebih baik sudah seharusnya diperhatikan dengan seksama. Karena Pendidikan begitu esensial bagi umat manusia, pada akhirnya penyusunan kurikulum harus bisa meraba masa depan, karena kita sudah tidak berlomba dengan waktu, tapi dengan peradaban.
Referensi
Freire, P. (2001). Pendidikan Yang Membebaskan. Jakarta: Media Lintas Batas.
George Ritzer, D. J. (2009). Teori Sosiologi : Dari Teori Sosiologi Klasik. Dalam D. J. George Ritzer, Teori Sosiologi : Dari Teori Sosiologi Klasik (hal. 585). Yogyakarta: KREASI WACANA.
Hidayat, R. (2011). PENGANTAR SOSIOLOGI KURIKULUM. Dalam R. Hidayat, PENGANTAR SOSIOLOGI KURIKULUM (hal. 7-8. 138). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H