Â
Setelah melaui proses verifikasi administrasi pencalonan dan pemeriksaan kesehatan, akhirnya KPUD menetapkan Pasangan Calon yang memenuhi syarat untuk mengikuti kontestasi Pilkada Serentak 2018 Â di 17 Provinsi, 115 Kabupaten dan 39 Kota.
Dibalik gegap gempitanya perhelatan Pilkada Serentak 2018, bermunculan cerita menggelitik dan mengagetkan.  Partai Politik seperti kelabakan, tidak terencana dan terpaksa mempersiapkan Paslon yang akan diusungnya. Faktanya, terlepas dari berbagai faktor yang menjadi penyebabnya, penentuan Paslon dari Parpol (gabungan Parpol) tersebut dilakukan seperti balapan  dengan tenggat waktu pendaftaran  ke KPUD setempat, yaitu tanggal 10 Januari 2018.
Tahun 2018 ada 3 Pilkada Provinsi Saya anggap menarik untuk dikemukakan di sini, yaitu:Â
1. Â Pilkada Jawa Timur
Awalnya koalisi PKB dan PDIP dengan 39 kursi DPRD mengusung pasangan calon Syaifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas. Tetapi dalam perjalannya, Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas harus berpisah, setelah beredarnya  foto yang kemudian viral dan dapat menimbulkan matter of perseption di tengah masyarakat. Tidak berlebihan, jika Sekjen PDIP Hasto Kristianto menganggapnya sebagai upaya pembunuhan karakter terhadap calon yang diusungnya. Menjelang akhir pendaftaran, Gus Ipul dipasangkan dengan Puti Guntur Soekarno, anggota DPR RI fraksi PDIP yang berasal dari salah satu dapil Jawa Barat.
Begitu juga dengan rencanan koalisi Gerindra, PKS dan PAN yang memiliki 26 kursi untuk membentuk poros baru, berujung bubar dan menentukan jalan sendiri-sendiri. Gerindra dan PKS merapat ke kubu  Syaifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno. Sedangkan PAN, bergabung ke koalisi Demokrat, Golkar, Nasdem dan Hanura yang mengusung Khofifah Indar Parawansa–Emil Elestianto.
2. Pilkada Sumatera Utara
Partai Nasdem sebelumnya, pada Minggu 12 Nonember 2017 secara resmi telah mendeklarasikan dan memberikan dukungannya kepada petahana sekaligus Ketua DPW Nasdem Provinsi Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi sebagai Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara. Menjelang akhir pendaftaran ke KPUD Sumatera Utara, Nasdem mengalihkannya kepada pasangan calon Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah yang telah diusung oleh PKS, Hanura,  Golkar, PAN dan  Gerindra
Sedangkan PDIP, hampir saja gagal mencalonkan kadernya sendiri, Djarot Saiful Hidayat yang menggandeng Sihar PH Sitorus, jika tidak mendapatkan suntikan 4 kursi dari PPP. Kekalahan di Pilgub DKI bersama Basuki Tjahaja Purnama, membuat Djarot Saiful Hidayat harus mengadu peruntungan di Pilkada Sumatera Utara.
3 Â Pilkada Jawa Barat
Proses pencalonan di Pilgub Jawa Barat memang banyak menyita perhatian, dan keputusan yang dihasilkan sungguh diluar dugaan.
Popularitas dan elektabilitas tinggi berdasarkan hasil lembaga survey, tidak membuat Ridwan Kamil melenggang dengan mulus. Ridwan Kamil yang semula telah  diusung Nasdem, PPP, PKB, Hanura dan Golkar nyaris gagal mencalonkan diri, setelah terjadi tarik-menarik kepentingan dan ancaman hengkang Parpol pengusung.Â
Golkar yang ingin memasangkan kadernya Daniel Mutaqien sebagai pendamping, menarik rekomendasinya setelah tidak tercapainya kesepakatan. Hanya kebesaran hati PKB, PPP, Nasdem  dan Hanura, akhirnya terjadi kesepahaman untuk mengusung Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.
Dinamika politik diinternal Partai Golkar, dengan terpilihnya Airlangga Hartarto sebagai nakhoda, turut mempengaruhi penentuan bakal calon yang akan diusung.  Adanya titik temu  antara Partai Demokrat dengan Golkar,  menghasilkan keputusan mengusung Duo DM: Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi untuk bertarung di Pilkada Jawa Barat. Kadang, diperlukan sikap legawa agar menghasilkan win-win solution.
PAN semula berminat mendukung Deddy Mizwar, kemudian memutuskan berlabuh di dermaga koalisi PKS dan Partai Gerindra mengusung Mayjen TNI Purn Sudrajat-H. Ahmad Syaikhu. Kebersamaan Gerindra, PKS dan PAN Â merupakan reuni dari koalisi di Pilkada Jakarta 2017 lalu.
PDIP dengan 20 kursi DPRD Provinsi Jawa Barat, memenuhi syarat minimal sebagai pengusung tunggal.  Keleluasaan PDIP  untuk mengusung internal atau eksternal, memudahkannya menentukan Paslon sendiri.  Setelah melewati tahapan penjaringan, penyaringan dan penjajakan sana sini, PDIP memberikan mandatnya kepadaKetua DPD PDI-P Jabar dan anggota DPR RI, Tubagus Hasanuddin  sebagai cagub, berpasangan dengan  Anton Charliyan, mantan Kapolda Jabar  sebagai cawagub.
Harapan di Pilkada Serentak 2018
Kita berharap penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018 berlangsung aman, lancar,  meriah, dan menghasilkan pasangan pemenang  sesuai dambaan masyarakat. Bukan menjadi ajang yang melahirkan pemburu kuasa. Berkaca pada beberapa peristiwa sebelumnya, Pilkada tidak melulu tentang lolos dari pertarungan, tetapi juga menyangkut kesiapan mentalitas untuk lulus dari pertaruhan, ketika menjabat.  Pemimpin Daerah yang memiliki integritas mantap dan kualitas mumpuni, diharapkan membenihkan Pemimpin Nasional selanjutnya......
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H