Proses pencalonan di Pilgub Jawa Barat memang banyak menyita perhatian, dan keputusan yang dihasilkan sungguh diluar dugaan.
Popularitas dan elektabilitas tinggi berdasarkan hasil lembaga survey, tidak membuat Ridwan Kamil melenggang dengan mulus. Ridwan Kamil yang semula telah  diusung Nasdem, PPP, PKB, Hanura dan Golkar nyaris gagal mencalonkan diri, setelah terjadi tarik-menarik kepentingan dan ancaman hengkang Parpol pengusung.Â
Golkar yang ingin memasangkan kadernya Daniel Mutaqien sebagai pendamping, menarik rekomendasinya setelah tidak tercapainya kesepakatan. Hanya kebesaran hati PKB, PPP, Nasdem  dan Hanura, akhirnya terjadi kesepahaman untuk mengusung Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.
Dinamika politik diinternal Partai Golkar, dengan terpilihnya Airlangga Hartarto sebagai nakhoda, turut mempengaruhi penentuan bakal calon yang akan diusung.  Adanya titik temu  antara Partai Demokrat dengan Golkar,  menghasilkan keputusan mengusung Duo DM: Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi untuk bertarung di Pilkada Jawa Barat. Kadang, diperlukan sikap legawa agar menghasilkan win-win solution.
PAN semula berminat mendukung Deddy Mizwar, kemudian memutuskan berlabuh di dermaga koalisi PKS dan Partai Gerindra mengusung Mayjen TNI Purn Sudrajat-H. Ahmad Syaikhu. Kebersamaan Gerindra, PKS dan PAN Â merupakan reuni dari koalisi di Pilkada Jakarta 2017 lalu.
PDIP dengan 20 kursi DPRD Provinsi Jawa Barat, memenuhi syarat minimal sebagai pengusung tunggal.  Keleluasaan PDIP  untuk mengusung internal atau eksternal, memudahkannya menentukan Paslon sendiri.  Setelah melewati tahapan penjaringan, penyaringan dan penjajakan sana sini, PDIP memberikan mandatnya kepadaKetua DPD PDI-P Jabar dan anggota DPR RI, Tubagus Hasanuddin  sebagai cagub, berpasangan dengan  Anton Charliyan, mantan Kapolda Jabar  sebagai cawagub.
Harapan di Pilkada Serentak 2018
Kita berharap penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018 berlangsung aman, lancar,  meriah, dan menghasilkan pasangan pemenang  sesuai dambaan masyarakat. Bukan menjadi ajang yang melahirkan pemburu kuasa. Berkaca pada beberapa peristiwa sebelumnya, Pilkada tidak melulu tentang lolos dari pertarungan, tetapi juga menyangkut kesiapan mentalitas untuk lulus dari pertaruhan, ketika menjabat.  Pemimpin Daerah yang memiliki integritas mantap dan kualitas mumpuni, diharapkan membenihkan Pemimpin Nasional selanjutnya......
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H