Mohon tunggu...
Bagos Adi Nor Kholis
Bagos Adi Nor Kholis Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN MALANG

selamat membaca ya guiss :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Gangguan Kesehatan Mental pada Anak

29 September 2022   23:00 Diperbarui: 29 September 2022   23:02 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- kebosanan yang terus-menerus;

- sering keluhan gejala fisik, seperti sakit kepala dan sakit perut;

- masalah tidur dan / atau nafsu makan seperti tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, mimpi buruk , atau berjalan dalam tidur ;

- perilaku kembali ke usia yang lebih muda (menurun), seperti mengompol , mengamuk, atau menjadi melekat;

- perilaku tidak patuh atau agresif; dan

- Resiko Gangguan kesehatan mental pada anak ;

Orang dengan penyakit ini cenderung memiliki sejumlah faktor risiko biologis, psikologis, dan lingkungan yang berkontribusi pada perkembangan mereka. Secara biologis, penyakit mental cenderung dikaitkan dengan tingkat neurotransmiter yang tidak normal, seperti serotonin atau dopamin di otak, penurunan ukuran di beberapa area otak, serta peningkatan aktivitas di area lain di otak. Dokter lebih mungkin mendiagnosis anak perempuan dengan gangguan mood seperti depresi dan kecemasan dibandingkan dengan anak laki-laki, sedangkan gangguan seperti gangguan attention deficit hyperactivity dan autismegangguan spektrum lebih sering diberikan kepada anak laki-laki.

Faktor risiko psikologis penyakit mental pada anak-anak antara lain harga diri yang rendah, citra tubuh yang buruk , kecenderungan untuk sangat kritis terhadap diri sendiri, dan merasa tidak berdaya saat menghadapi peristiwa negatif. Gangguan mental remaja agak terkait dengan stres perubahan tubuh, termasuk fluktuasi hormon pubertas , serta ambivalensi remaja terhadap peningkatan kemandirian, dan dengan perubahan dalam hubungan mereka dengan orang tua, teman sebaya, dan lain-lain. Remaja yang menderita gangguan perilaku, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), kecemasan klinis , atau yang memiliki masalah kognitif dan belajar, serta masalah yang berhubungan dengan orang lain berisiko lebih tinggi juga mengembangkan gangguan mental.

Penyakit mental pada anak bisa jadi adalah reaksi terhadap tekanan lingkungan, termasuk trauma seperti menjadi korban pelecehan verbal, fisik, atau seksual, kematian orang yang dicintai, masalah sekolah, atau menjadi korban penindasan atau tekanan teman sebaya. Remaja gay memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan mental seperti depresi, yang diduga karena penindasan oleh teman sebaya dan potensi penolakan oleh anggota keluarga. Anak-anak dalam keluarga militer berisiko mengalami depresi juga.

Faktor risiko lingkungan yang disebutkan di atas cenderung mempengaruhi individu terhadap penyakit mental masa kanak-kanak. Faktor risiko lain cenderung mempengaruhi orang untuk mengembangkan gangguan mental pada usia berapa pun. Faktor risiko nonspesifik seperti itu termasuk riwayat kemiskinan, paparan kekerasan, memiliki kelompok antisosial, atau terisolasi secara sosial, penganiayaan, konflik orang tua, dan perpecahan keluarga. Anak-anak yang memiliki aktivitas fisik yang rendah, kinerja akademis yang buruk, atau kehilangan hubungan berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit mental.

Hingga saat ini, memang belum ada penyebab gangguan mental pada anak yang pasti. Namun, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa adanya kombinasi antara faktor biologis, keturunan, trauma, dan stres bisa menjadi penyebabnya. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga bermanfaat yaa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun