Mohon tunggu...
AR Rahadian
AR Rahadian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Distro, Sebuah Karya Idealis

6 April 2017   21:14 Diperbarui: 7 April 2017   04:30 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setiap distro membuat produk dalam jumlah terbatas dengan desain yangunik. Hal ini menjadi andalan distro untuk menarik pelanggan atau komunitasnya.Konsumen menyukai produk-produk distro dan rela membayar pakaian atauproduk yang relatif langka tersebut sebesar dua kali lipat dari harga produksi masal.Penciptaan komunitas juga merupakan ciri khas sebuah distro. Jika sudah terbentuksatu komunitas, diharapkan mereka tidak akan pindah ke komunitas lain sebagaimanahalnya komunitas penggemar motor Harley Davidson tidak akan pindah ke penggemarmotor Honda, Yamaha atau Kawasaki.

Komunitas yang menjadi target marketutama sebuah distro juga bermacammacam.Dalam bidang pakaian misalnya, ada yang lebih fokus pada pakaian pria, ada yang fokus pada pakaian wanita atau remaja atau lebih fokus pada produknya seperti T-shirt, jaket, blazer, dan lain-lain. Jadi, setiap distro mempunyai target market yang berbeda. Produk yang dijual sebuah distro bisa sama dengan distro lain, seperti T-shirt, tetapi tema yang diusung dalam desainnya tidak sama: misalnya berkaitan dengan aliran musik tertentu, tokoh, artis, wanita, politik, dan lain-lain. Setiap distro menerapkan pengawasan yang ketat terhadap desain produknya untuk menjaga supaya jangan sampai desain tersebut meniru desain orang lain yang sudah ada.

Distro menjual produk dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Personalized service, yaitu memberikan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan komunitasnya, khususnya anak muda.

2. Freedom expression, produk dibuat dengan desainyang terus berganti sepanjang waktu dan terbebas dari status dan embel-embel lainnya.

3. Limited edition, produk dibuat dalam jumlah terbatas, unik, dan tidak melayani repeat order.Dari penelitian yang dilakukan, repeat orderdapat dilakukan satu sampai dua kali saja selama bahan baku masih tersedia (biasanya untuk pasokan ke kota lain), tetapi tetap dalam jumlah yang terbatas karena ingin mempertahankan imagebahwa produk tersebut bukan produk masal.

4. Distribution network, produk disalurkan ke berbagai kota di Indonesia melalui jaringan kerjasama dengan penyalur lain, bahkan sebagian ada yang diekspor ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Australia.

Distro di Bandung kini berkembang amat pesat dan hebatnya mereka membangun “industri” sejak masih sekolah, dan berawal dari pemenuhan kebutuhan komunitas yang mereka bentuk. Seperti halnya C 59 atau Caladi 59 (nama jalan dekat kantor Telkom Bandung) sebuah merek atau brand spesial T-Shrit dan jaket yang didirikan saat ownernya masih sekolah dan hingga saat ini masih eksis. Anda memiliki komunitas? Cobalah untuk membangun kebersamaan melalui pembuatan produk kreatif untuk skala pemenuhan komunitas yang Anda bentuk, lambat laun produk hasil karya cipta Anda bersama rekan-rekan akan menyebar. Gunakan maketing melalui media sosial dan internet maka dunia akan mengetahui akan keberadaan “karya” kreatif Anda. (AR. Rahadian)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun