“Yah halo kak Ardy, ada apa kak?” Devi berkata dan kemudian bertanya,
“Begini, kamu bisa kan datang ke rumah Andry sekarang?” Lanjut Ardy,
“Saya lagi di mall kak! Tapi tidak jauh dari tempat kak Andry, memang ada apa. Sepertinya serius sekali” Devi menjawab sambil mereka-reka
“Pokoknya kamu sekarang kesini, penting!” Perintah Ardy,
“Baik-baik Kak! Saya segera kesana” lanjut Devi dengan sedikit kesal, namun ia menahannya sebab selama ini kedua kakaknya selalu membantu kehidupannya, dimana suaminya hanyalah seorang pegawai biasa yang dapat mencukupi kebiasaannya yang konsumtif.
Sesampainya di tempat Andry, tanpa basa-basi lagi mereka sepakat untuk menyimpan papa mereka di panti asuhan dan untuk biaya selama di sana mereka membebankan kepada papa mereka sendiri. Sisa uang yang ada di tabungan papanya, mereka paksa kepada papanya untuk dikeluarkan dengan alasan untuk biaya berobat. Papanya hanya terdiam dengan perlakuan mereka dan ia hanya dapat menangis di dalam hatinya.
Ahhhh…Aku sudah mengampuni mereka Tuhan….Aku telah mengampuni perlakuan mereka….ampuni mereka Tuhan sebab mereka tidak mengerti…jauhkan padaku untuk ingatan-ingatan seperti ini…Tuhan, Engkau adalah Tuhan yang mahapengampun, ampuni anak-anak hamba-mu ini…perbuatlah apa yang Engkau kehendaki kepada tubuh dan hidup hamba-Mu ini, dan jangan Engkau timpakan kehangatan murka-Mu kepada anak-anakku, cucu-cucuku dan seluruh keluarganya…cukuplah hanya kepada aku, hamba-Mu ini..ia pun kembali berusaha untuk memejamkan matanya dan berharap sang fajar segera menyapa tubuhnya dengan penuh kelembutan.
******
Pagi ini tidak seperti biasanya Pak Andi tidak pergi ke halaman belakang untuk berjemur, setelah sarapan pagi ia lebih banyak berdiam diri di kamarnya dengan sesekali berusaha membaca Kitab Suci yang agak samar untuk di baca. Namun ia berusaha keras untuk dapat membacanya, dengan lebih banyak menggunakan
mata kirinya yang masih agak sedikit normal, ia terus berupaya dan sesekali terdengar permohonannya kepada Tuhan agar diberikan kemudahan dalam membaca Kitab Suci ini. Ditengah kekhusuannya, terdengar ketukan kecil dan suara dari balik pintu dengan penuh kelembutan,
“Selamat pagi Pak Andi, maaf apabila saya mengganggu sejenak” Ucap sebuah suara dari balik pintu,