Mohon tunggu...
Bagoes RamadhanSatrio
Bagoes RamadhanSatrio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Suka membaca

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030147

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Swasta VS Sekolah Negeri, Sekolah Mana yang Lebih Baik?

28 Mei 2022   23:52 Diperbarui: 28 Mei 2022   23:54 6605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam waktu dekat kegiatan bersekolah akan memasuki tahun ajaran baru, dimana anak-anak yang bersekolah akan memasuki sekolah yang jenjang nya lebih tinggi, seperti anak SD dan anak SMP. Atau anak-anak yang baru akan memasuki pendidikan Sekolah Dasar.

Biasanya bukan calon siswa yang akan bingung ingin masuk di sekolah mana, namun wali siswa tersebut yang akan bingung sekolah mana yang memiliki fasilitas penunjang belajar yang lebih baik bagi anaknya. Seperti yang kita ketahui di Indonesia terdapat dua jenis sekolah yang berdiri di negara kita.

Yang pertama sekolah Negeri, yaitu sekolah yang mana dibiayai pemerintah baik dari segi fasilitas, guru, staf administrasi dan lain sebagainya.

Kedua adalah sekolah Swasta, merupakan sekolah yang berdiri secara independen atau dijalankan oleh seseorang dimana dalam peyelenggaraannya tidak dikelola oleh pemerintah.

Kualitas antara kedua sekolah tersebut hingga saat ini masih diperdebatkan, ada yang menganggap sekolah Negeri lebih baik, da nada juga yang menganggap sekolah Swasta lebih baik.

Baik sekolah Negeri maupun Swasta sebenarnya memiliki kelebihan dan kekurangan. Hanya bagaimana caranya orangtua dari siswa tersebut dapat mempertimbangkan kelebihan mana yang menjadi prioritas bagi calon siswa yang akan bersekolah.

  • Biaya

Berbicara soal biaya, sekolah Negeri akan lebih unggul karena biaya spp yang akan dikeluarkan bagi siswa akan kecil atau gratis, hai ini dikarenakan pembiayaan akan ditanggung dan disubsidi oleh pemerintah, tidak sedikit dari para orangtua yang pada akhirnya terpaksa memasukkan anaknya bersekolah di sekolah Negeri, karena keterbatasan biaya.

Berbeda dengan sekolah Negeri, sekolah Swasta memiliki biaya spp dan uang masuk yang cukup tinggi, dikarenakan pengelolaan dan pembiayaan sekolah dilakukan secara independen, mulai dari gaji guru, pengembangan fasilitas, dan biaya lain.

  • Fasilitas

Sebenarnya kita tidak dapat menyamaratakan fasilitas antara semua sekolah Negeri dan sekolah Swasta yang ada di Indonesia. Untuk sekolah Negeri dengan label sekolah favorit akan mendapat fasilitas yang lebih baik dari sekolah Negeri lain, dan biasanya sekolah negeri favorit yang memiliki fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar para siswa hanya berada di kota-kota besar.

Tak sedikit juga fasilitas di sekolah Negeri hanya diganti beberapa tahun sekali, hal ini terkendala karena keterbatasan biaya yang diberikan oleh pemerintah.

Untuk sekolah Swasta sendiri, hampir seluruh sekolah Swasta yang ada di Indonesia memiliki fasilitas yang lengkap, hal ini dikarenakan adanya uang gedung dan pembayaran uang spp yang cukup besar pada setiap bulannya, akan tetapi tidak semua sekolah Swasta memiliki fasilitas yang baik, sekolah Swasta yang sepi peminat atau bisa dikatan hampir bangkrut hanya memiliki fasilitas seadanya.

  • Daya Tampung

Sekolah Negeri memiliki daya tampung lebih besar dari sekolah Swasta, dikarenakan bangunan yang digunakan sekolah Negeri merupakan bangunan tua yang dialih fungsikan menjadi sekolah. Penerimaan siswa sekolah Negeri berkisar 300 hingga 500 siswa pertahunnya, tergantung besar sekolah.

Sedangkan sekolah Swasta memiliki daya tampung yang lebih kecil. Tetapi dari daya tampung yang lebih besar tidak menjamin sekolah terlihat positif, daya tampung yang lebih sedikit membuat para siswa dikelompokan dalam kelas yang lebih sedikit jumlah siswanya, hal ini mempengaruhi fokus belajar para siswa karena dalam kelas tidak terlalu ramai, guru yang mengajarpun akan lebih mudah mengatur kelas dengan siswa yang lebih sedikit.

  • Kurikulum

Kurikulum sekolah Negeri mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan, seluruh kegiatan belajar akan bergantung pada kurikulum nasional yang diajadikan acuan.

Kurikulum nasional sekarang meiliki 3 opsi yang dapat diterapkan oleh sekolah Negeri yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat (kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan kurikulum Prototipe.

Sementara, sekolah Swasta memiliki keleluasaan dalam menentukan kurikulum yang akan digunakan. Kebanyakan sekolah Swasta menerapkan kurikulum Cambridge yang memiliki perbedaan dengan kurikulum nasional.

Kurikulum Cambridge sendiri memiliki tujuan untuk menciptakan generasi bangsa yang siap dalam persaingan global. Dalam kurikulum ini lebih diprioritaskan pentingnya proses daripada hasil, pada kurikulum Cambridge perangkat pendidikan lebih ditekankan pada pengembangan minat bakat siswa sehingga ada penguasaan bidang secara mendalam.

  • Guru

Perbedaan paling besar antara guru sekolah Negeri dan Swasta terlihat pada sifat dan rasa tanggung jawabnya. Sebagian besar guru sekolah Negeri merupakan guru yang sudah tua dan tinggal menunggu masa pensiun, dalam masa ini biasanya para guru seakan kurang bertanggung jawab pada tugas yang telah diserahkan kepadanya.

Contohnya seperti sering telat dalam mengajar, meninggalkan kelas sesuka hati, dan tidak mengajari siswa dengan baik tetapi hanya memberi soal atau tugas yang wajib dikerjakan.

Berbanding terbalik dengan sekolah Negeri, guru dari sekolah Swasta pada umumnya akan sangat bertanggung jawab dengan tugasnya, dikarenakan para guru sadar mereka digaji oleh pemilik sekolah untuk mengajar siswa sebaik mungkin.

Rata-rata guru yang berada di sekolah Swasta masih berusia muda, para guru ini akan memanfaatkan teknologi sebaik mungkin untuk membantunya dalam mengajar, tidak hanya mengajar guru seperti ini juga akan memberi contoh hingga para siswa dalam kelasnya paham.

Berdasarkan tulisan diatas sebenarnya antara Sekolah Negeri dan sekolah Swasta memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, dari poin-poin diatas orangtua atau wali siswa dapat mempertimbangkan kebutuhan atau prioritas yang dibutuhkan bagi calon siswa, sekolah tidak menentukan kesuksesan atau keberhasilan siswa, siswa sendiri yang mampu mencapai keberhasilan dan kesuksesan tersebut dengan bimbingan dari sekolah dan guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun