Gudeg merupakan makanan khas yang berasal dari kota pelajar yaitu Yogyakarta, gudeg tercipta di saat terjadinya pembabatan hutan di hutan mentaok, saat itu banyak pohon yang ditebang oleh prajurit mataram, buah dari pohon-pohon yang ditebang dimanfaatkan oleh prajurit untuk dimasak, dan pada akhirnya tercipta Gudeg.
Gudeg yang dikenal oleh masyarakat luas adalah olahan nangka yang dimasak secara lama dan memiliki rasa yang manis. Rata-rata penikmat Gudeg adalah warga asli Yogyakarta, hal ini disebabkan rasa yang ada pada Gudeg yang dianggap terlalu manis oleh masyarakat di luar Daerah Istimewa Yogykarta, sehingga tidak cocok untuk digunakan sebagai lauk untuk makan, tetapi apa kamu tahu bahwa Gudeg sendiri memiliki beberapa varian rasa dan tipe? Berikut artikel ini akan menjelaskan varian Gudeg yang ada di Yogyakarta.
Berdasarkan Tipenya  :
- Gudeg Kering
Tipe Gudeg yang tidak menggunakan kuah. Gudeg kering memiliki rasa yang lebih gurih, dikarenakan kuah areh dimasak hingga kering menyisakan ampasnya saja, areh tidak disiram seperti kuah tetapi hanya diletakan di atas gudeg. Gudeg kering juga lebih bertahan lama walaupun hanya bertahan dalam beberapa hari, sehingga lebih cocok digunakan sebagai oleh-oleh.
- Gudeg Basah
Gudeg yang cara penyajiannya disiram dengan kuah areh, biasanya para penjual gudeg basah berjualan pada pagi hari, hal ini disebabkan gudeg basah lebih cocok untuk dijadikan hidangan sebagai sarapan daripada gudeng kuring, dikarenan tidak se serat gudeng kering saat dimakan.
Berdasarkan Rasanya  :
- Gudeg Manis (Gudeg Yu Djum)
Merupakan rasa asli dari gudeg tanpa adanya modifikasi rasa, gudeg berasa manis ini hampir ada di setiap penjuru kota Yogyakarta, salah satu yang paling terkenal adalah Gudeg Yu Djum.
Gudeg Yu Djum memiliki beberapa cabang di kota Yogyakarta yang berada di Jalan Kaliurang, Jalan Laksda Adisucipto, Jalan Wates, dan Jalan Wonosari. Gudeg Yu Djum dirintis pada tahun 1951, pada awalnya Djuwariyah berjualan di Widjilan tepatnya berada di sebelah selatan Plengkung Widjilan hanya bermodalkan kursi dan meja sederhana, hingga pada tahun 1985 Djuwariyah memiliki modal untuk membeli tanah dan bangunan rumah yang berada di Widjilan, sekarang menjadi toko pusat Gudeg Yu Djum. Dari tahun ke tahun gudeg ini mulai dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya karena rasanya yang enak dan tetap konsisten. Harga dari gudeg ini juga bervariasi tergantung dari pilihan lauknya, dari yang paling murah gudeg krecek Rp. 10.000 hingga yang paling mahal potongan ayam yang besar Rp.45.000.
- Gudeg Asin (Gudeg Bu Rini)