Mohon tunggu...
Bagja Putra
Bagja Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

A dedicated and integrated young author who have the powerful spirit to explore ideas, knowledge, and experiences through leadership, discussion, and team work, love to build wider relationship as well as keep responsibility.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siapakah Imam Badiuzzaman Said Nursi?

30 Oktober 2024   11:44 Diperbarui: 30 Oktober 2024   12:00 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, merhaba arkadalar! Aku Bagja Putra, mahasiswa dari Indonesia yang sedang mengenyam pendidikan di Turki.

Oke, kali ini aku mau sharing tentang siapa itu Imam Badiuzzaman Said Nursi?

Ehehe, sebelumnya kalau teman-teman pernah baca novelnya kang Abik (Habiburrahman El Shirazy, penulis novel Ayat-Ayat Cinta), yang berjudul "Api Tauhid". Pasti teman-teman sudah tidak asing lagi dengan sosok Imam Badiuzzaman Said Nursi.

Jadi begini, Imam Badiuzzaman Said Nursi adalah seorang ulama, pemikir, dan cendekiawan besar asal Turki pada akhir era Kesultanan Utsmaniyah dan peralihan kepada awal Republik Turki. 

Beliau dikenal luas karena karya monumentalnya, Risale-i Nur atau Risalah Nur, sebuah tafsir modern yang menjelaskan nilai-nilai keimanan dan konsep-konsep Islam dalam bahasa yang sesuai dengan tantangan dan pemikiran modern. 

Melalui koleksi kitab-kitab Risalah Nur, yang merupakan salah satu bukti mukjizat daripada Al-Qur'an, Said Nursi menyajikan penjelasan yang rasional dan mendalam mengenai pembuktian-pembuktian analogis dan ilmiah berkaitan dengan tauhid, iman, serta hubungan manusia dengan alam semesta dan Sang Pencipta.

Latar Belakang Kehidupan Said Nursi

Lahir pada tahun 1877 di desa Nurs, Wilayah Anatolia Timur, Turki Utsmaniyah. Beliau pun merupakan salah seorang ulama yang memiliki garis keturunan Rasulullah SAW., terlahir di tengah-tengah bangsa Kurdi. 

Sejak usia muda, ia menunjukkan bakat luar biasa dalam ilmu-ilmu agama dan berhasil menguasai berbagai disiplin ilmu Islam dalam waktu singkat, bahkan pada masa remajanya beliau berhasil menghafalkan sebanyak 90 kitab tebal mengenai ilmu agama, filsafat, dan sains, sehingga beliau mendapat gelaran "Badiuzzaman" atau "Keajaiban Zaman." Beliau tumbuh menjadi seorang ulama yang kritis dan memiliki semangat intelektual yang tinggi dalam mencari kebenaran.

Perjuangan dalam Menyebarkan Ilmu dan Dakwah

Ketika Turki mulai mengadopsi ideologi sekularisme di bawah pemerintahan baru setelah jatuhnya Kesultanan Utsmaniyah, Said Nursi menghadapi banyak kesulitan dan tekanan rezim. Ia menyaksikan bagaimana nilai-nilai Islam mulai dihapus oleh ideologi sekuler, dan ia merasa terpanggil untuk menyelamatkan iman masyarakat beragama, khususnya umat Islam. 

Meski sering kali ditangkap, diasingkan, bahkan dipenjara oleh pemerintah sekuler, ia tetap gigih melanjutkan dakwahnya melalui tulisan-tulisan yang ia sebar secara diam-diam melalui para thullab/ pelajarnya. Dari satu penjara ke penjara lainnya. Dari satu pengasingan ke pengasingan lainnya.

Risalah Nur ialah Warisan Intelektual dan Spiritual

Selama pengasingannya, Said Nursi menulis Risalah Nur, kumpulan tafsir dan risalah yang membahas keimanan, keberadaan Tuhan, kenabian, dan eskatologi. Risalah Nur tidak hanya menjadi buku yang populer di kalangan umat Islam di Turki, tetapi juga di seluruh dunia.

 Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa di dunia. Dengan bahasa yang rasional dan argumen yang logis, Badiuzzaman mampu menarik minat generasi muda yang menghadapi arus pemikiran materialisme dan sekularisme.

Pemikiran dan pengaruhnya berfokus pada pentingnya memperkuat iman melalui ilmu pengetahuan serta rasionalitas. Beliau meyakini bahwa iman harus didasari oleh pemahaman yang mendalam, bukan hanya sekadar warisan budaya.

Beliau juga menekankan pentingnya mendekatkan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan modern, yang diyakini akan membawa manusia pada pengenalan yang lebih mendalam tentang Allah.

Terkadang, kita terbenak suatu pertanyaan-pertanyaan seperti berikut:

1.Apa yang menjadi keberadaan Allah? 

2.Bapak ibuku bilang, kalau kita baik, kita akan masuk syurga. Tapi apa yang membuktikan adanya syurga? 

3.Emang neraka ada? 

4.Terus buktinya ada jin dan malaikat itu apa? 

5.Dan hari kiamat, akhirat, hari pembalasan emang beneran akan datang? 

6.Hukum Allah emang berlaku buat manusia? 

7. Dajjal emang ada? 

8.Manusia kan kalo udah mati ya mati aja. Emang bisa hidup lagi?

Dan lain-lain...

Eittss, buat kawan-kawan yang masih penasaran dengan solusi untuk pertanyaan-pertanyaan di atas yang kiranya masih sulit untuk dipecahkan, aku menyarankan kawan-kawan untuk mulai membaca kitab Risalah Nur. 

Ada banyak cabang pustaka pojok baca Risalah Nur yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Arab, Indonesia, dan Melayu alhamdulilah sudah tersebar di beberapa institusi serta universitas di Indonesia. Seperti kawan-kawan bisa temukan di UIN Jakarta, UNNIDA Gontor, dan lain-lain. Kawan-kawan bisa menjelajahi banyak sumber di internet untuk menjumpai pusat-pusat kajian Risalah Nur tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

Ila akhir...

Akhir Hayat dan Warisan (Legacy)

Imam Badiuzzaman Said Nursi wafat pada tahun 1960, tetapi warisannya hidup melalui Risalah Nur dan murid-muridnya yang terus menyebarkan ajaran hakikat Al-Qur'an hingga kini. Badiuzzaman Said Nursi juga dianggap sebagai salah satu mujaddid (pembaharu) akhir zaman dalam Islam yang berhasil memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan nilai-nilai keimanan di tengah modernisasi dan sekularisasi. 

Pemikiran serta pola pendidikannya terus menginspirasi banyak pihak dari umat Islam bahkan acap kali dikaji oleh umat beragama lainnya seperti Nasrani/ Kristian. Terutama untuk mereka yang ingin memahami Islam dalam konteks terkini.

Kata-kata mutiara Ustadz Badiuzzaman yang amat membuatku tertegun selama ini adalah "Ey bu yerlerin hakimi! Senin bahtina dusytum. Sana dehalet ediyorum ve sana hizmetkarim ve senin rizani istiyorum ve seni ariyorum." 8. Soz, Sozler.

Yang bermakna: "Wahai Sang Pemerintah tempat-tempat ini! Aku telah jatuh ke dalam takdir-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dan aku khadam kepada-Mu. Aku inginkan keridhaan-Mu dan aku mencari-Mu." Dari kitab Sozler, Kalimat ke-8.

Wallahu a'lam bissawwab...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun