Mohon tunggu...
Mohamad Bagja Darmawan
Mohamad Bagja Darmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa Program Studi Jurnalistik yang saat ini sangat menekuni dalam bidang copywriter, editor dan scriptwriter. Saya memiliki semangat dalam mengembangkan bidang kejurnalistikan yang saya miliki untuk ikut serta membantu Indonesia memberantas hoaks.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sampah Sisa Makanan di Bandung, Harus Digimanain Atuh?

2 Juli 2024   13:55 Diperbarui: 2 Juli 2024   13:57 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembuangan Sampah Sisa Makanan | Sumber: aliansizerowaste.id

Bioreaktor ini mampu mengolah sampah organik menjadi biogas, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Selain itu, teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah. Aplikasi yang dapat memantau dan mengatur pengumpulan sampah sisa makanan dari rumah tangga dan restoran dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA.

Saya juga melihat bahwa keterlibatan sektor swasta sangat diperlukan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman dapat berkontribusi dalam mengatasi masalah ini dengan cara mengurangi limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Mereka juga dapat mendukung program-program pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pemerintah dan komunitas. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi krisis sampah sisa makanan di Bandung.

Pemerintah pusat juga harus berperan aktif dalam mendukung upaya pengelolaan sampah sisa makanan di Bandung. Kebijakan yang mendukung pengelolaan sampah sisa makanan perlu diperkuat. Insentif bagi daerah yang berhasil mengelola sampah dengan baik dapat menjadi motivasi bagi kota-kota lain untuk mengikuti jejak Bandung. Selain itu, pemerintah pusat juga harus menyediakan dana yang memadai untuk pengembangan infrastruktur pengelolaan sampah di daerah-daerah.

Edukasi dan kesadaran masyarakat juga harus terus ditingkatkan. Program yang kreatif dan edukatif perlu digalakkan untuk mengajak masyarakat lebih bijak dalam mengelola sampah sisa makanan. 

Sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan lainnya dapat berperan aktif dalam mengajarkan pentingnya pengelolaan sampah sejak dini. Dengan demikian, generasi muda dapat tumbuh dengan kesadaran yang tinggi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Saya juga berpendapat bahwa pemerintah harus lebih tegas dalam menerapkan regulasi terkait pengelolaan sampah. Sanksi yang tegas bagi pelanggar aturan tentang pembuangan sampah harus diberlakukan. Pemerintah juga harus menyediakan fasilitas yang memadai untuk mendukung pengelolaan sampah sisa makanan, seperti tempat pengolahan sampah organik yang modern dan armada pengangkut sampah yang memadai.

Bandung, dengan segala potensinya, tidak seharusnya terus dibayangi oleh masalah sampah sisa makanan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai komunitas, masalah ini seharusnya bisa diatasi. Namun, tanpa adanya tindakan nyata dan keseriusan dari semua pihak, krisis ini akan terus membayangi kehidupan kota yang seharusnya menjadi salah satu destinasi wisata terdepan di Indonesia ini.

Krisis sampah sisa makanan di Bandung bukan hanya masalah lokal, tetapi juga menjadi perhatian nasional. Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, Bandung memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu adanya komitmen bersama dari semua pihak untuk mengatasi masalah ini.

Sebagai warga Bandung, saya berharap kita semua dapat berkontribusi dalam mengatasi krisis sampah sisa makanan ini. Dengan upaya yang tepat dan kerja sama yang solid, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Mari kita bersama-sama menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan kota kita tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun