Mohon tunggu...
Bagis Syarof
Bagis Syarof Mohon Tunggu... -

Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kesabaran Sang Istri

7 Desember 2018   01:28 Diperbarui: 7 Desember 2018   01:49 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Bendera Indonesia berkibar di pinggiran jalan kota. Mereka menari bersama angin, menyerukan semangat persatuan dalam momen hari pahlawan 10 November 2018. Semangat kebangsaan tidak seirama dengan hati Bu Eko, karena dia harus menanggung beban berat dalam hatinya, meskipun harus ia relakan karena kebahagiaan suami adalah keinginannya.

Setiap pulang kerja, Pak Eko melakukan kebiasaanya menghafal Kitab Suci Islam, lembar demi lembar ia buka. Kegiatan penghafalan untuk mahar peminangan calon istri baru istiqomah dilakukan setiap hari, tiap hari pula Buk Eko dengan sabar menjadi pengoreksi hafalannya. 6 bulan lamanya dia membolak-balik narasi firman Tuhan. Istrinya tetap setia menemani dalam perjuangan menyunting calon istri kedua.

Hasil hafalan Pak Eko direncakan menempuh garis finish pada bulan ke-9. Namun berkat suntikan spirit dari seorang istri yang tabah, Pak Eko menapak garis surat An-Nas pada bulan ke-7.

***

Melodi angin malam melantunkan ayat pada daun pepohonan di sebelah gubuk tua tempat Pak Eko dan istrinya tinggal, bahwa cinta adalah segalanya tidak ada yang lebih agung dari pada cinta. Hati istri Pak Eko masih belum rela untuk diduakan, namun karena cinta dia harus memprioritaskan kebahagiaan yang dicintai dari pada dirinya.

Saat sang istri sedang duduk di atas dipan tanpa kasur, ia merenung tanpa kedipan. Berkaca, dan mengalirlah air dalam kelopak matanya yang ia simpan. Namun, karena suaminya datang menghampirinya, ia segera menghapus dan mengganti raut wajah murung dengan keceriaan.   

Bu Eko tidak bis menghindar karena pri yang ingin selalu ia bahagiakan sudah memperhatikan kemurungannya dari tadi.

Sang suami mengakui masa percobaannya hari itu, bahwa ia hanya ingin meneliti sebetapa sabar istri menghadapi suami yang seakan egois. Pak Eko mengecup kening Bu Eko dengan diringi kata mesra, "perempuan sesabar kamu tidak akan pernah aku duakan, karena kamu tidak ada duanya di dunia ini".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun