Selain itu, barangkali jalur menuju ke bagian teras sedikit lebih lebar dibandingkan dada saya. Setelah sampai ke atas, rupanya di sana tidak ada apa-apa. Saya hanya menduga bahwa ketika karavanserai masih berfungsi, bagian teras atas digunakan untuk adzan.
Kami lekas turun dari 'musala' kecil di karavanserai, kemudian mengelilingi area dalam yang tertutup atap bangunan. Saya mendengar lantunan suara yang pelan dan indah. Rasanya sangat sejuk, nikmat, dan menenangkan. Saya pikir berasal dari burung atau sebuah audio, tetapi tak ada bukti yang dapat membenarkan dua dugaan itu. Demi menangkap momen yang terasa, saya akhirnya merekam hampir ke seluruh sudut karavanserai. Setelah merasa puas dengan hasilnya, saya bersama Hanif segera keluar guna menuju bus dan berangkat ke kota Cappadocia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H