Mohon tunggu...
Muhammad Bagir
Muhammad Bagir Mohon Tunggu... Penulis - Ilmu Politik, Universitas Indonesia

Mau nulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kurir Shopee Express, Upah Murah, dan Berbagai Hak Pekerja yang "Sengaja" Diabaikan

1 Mei 2021   14:31 Diperbarui: 1 Mei 2021   14:38 2290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jawaban yang disampaikan oleh Handhika sama saja seperti permisalan: "Kamu harus beruntung masih dipukul oleh atasanmu jika memang itu harus dilakukan. Di perusahaan saingan kita, bawahan mereka bahkan hingga dibunuh." Dalam contoh tersebut sudah tampak jelas, bahwa bukan berarti ketika seorang pekerja dipukul merupakan sebuah kebenaran sikap dari atasan hanya karena perusahaan lain membunuh bawahannya. Saya rasa logika itu wajar digunakan dalam institusi korporasi yang cenderung mementingkan keuntungan dan penguasaan atas pasar.

Adapun pernyataan kedua bahwa pihak Shopee telah menyediakan perlindungan asuransi, saya masih belum menemukan rincian informasinya. Kalaupun pernyataan Handhika benar, aneh rasanya asuransi itu ada sementara para kurir SPX masih menerima insentif rendah atau tetap dalam kondisi lingkungan kerja yang "tak aman" dan "dipaksa produktif" tanpa imbalan setimpal.  Sama halnya ketika Handhika membantah jika Shopee dituduh mempekerjakan para mitra layaknya karyawan biasa. Menurutnya, para kurir SPX memiliki kebebasan (fleksibel) untuk memilih hari operasional kerja mereka. Bagi Chomsky (Chomsky, 2016), fleksibilitas adalah sebuah kata yang dianggap baik. Padahal, fleksibilitas berarti ketidakamanan. Lebih lanjut, profesor tersebut mengatakan: "Itu berarti anda pergi tidur pada malam hari tanpa tahu apakah anda akan memiliki pekerjaan besok pagi." Meskipun banyak ekonom dapat menjelaskan bahwa itu sesuatu yang baik bagi ekonomi, ujar Chomsky, tapi sebenarnya hanya sekedar dalam konteks untuk menciptakan keuntungan. Dalam arti, bukan guna penghidupan rakyat.

Penutup

Apa yang telah saya paparkan merupakan hasil refleksi awal atas nasib sekelompok kecil para pekerja dalam sebuah e-commerce di tengah berbagai perbuatan semena-mena dari pelbagai perusahaan serupa. Saya sangat sadar atas hasil analisa di atas yang masih lemah, dari segi data hingga kedalaman tulisan. Saya juga benar-benar paham bahwa tulisan saya takkan mengubah apapun, seperti mendorong solidaritas antar serikat pekerja sehingga dapat mengajak runding perusahaan Shopee secara manusiawi. Setidaknya, saya merasa beruntung karena telah muncul hasrat untuk memahami isu terkait pekerja dan berbagai irisannya lebih lanjut. Juga berharap, agar suatu saat saya dapat berjuang bersama dengan para pekerja yang tertindas.

Selamat Hari Buruh Internasional,

1 Mei 2021.

TAMBAHAN INFORMASI: 

Pada 30 April 2021, akhirnya riset yang disusun oleh tim Institute of Governance and Public Affair (IGPA) - Universitas Gadjah Mada dipublikasikan dalam bentuk yang lebih sederhana di The Conversation. Riset itu berjudul "Di Bawah Kendali Aplikasi: Dampak Ekonomi Gig terhadap Kelayakan Kerja "Mitra" Industri Transportasi Online". Mereka melakukan wawancara secara mendalam dengan 290 tukang ojek online (Ojek roda dua dan roda empat) di DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Bali pada Juni-Oktober 2020. Mereka menyatakan bahwa hubungan "kemitraan" yang diterapkan perusahaan seperti Gojek, Grab, dan Maxim itu palsu. Penyebabnya terdiri dari empat hal: 1) Semua keputusan penting dalam proses kerja menjadi kewenangan perusahaan platform; 2) Perusahaan mengontrol proses kerja dari ojol; 3) Perusahaan memonopoli akses informasi dan data; 4) Hubungan kemitraan yang dijalankan bertentangan dengan aturan hukum di Indonesia.

Lebih lanjutnya dapat membaca di dalam sumber yang telah dicantumkan.

Referensi Buku:

  • Chomsky, Noam, 2016, How the World Works. Yogyakarta: Bentang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun