Tulisan ini pula sempat mewabah ke saentro luar negeri, mengagetkan dunia selebriti kaum agama samawa kulit ari-ari tentang kehidupan dan kematian. Kebimbangannya, mengapa tulisan tahun 1500 SM masih tersimpan dan menjadi air kencing maupun air mani cowok-cowok nakal wewangian di gedung itu. Sedangkan rimba yang dimaksudkan sudah tidak ada karena ini tahun 2014 bukan tahun 1417 SM atau tahun 1500 SM. Jilid dan tulisan ini juga yang membuat buku dan hapalan catatan sejarahwan menjadi buyar. Terlebih hapalan psikolog bayaran yang tumpul sinompul. Karena dengan tidak memiliki penjiwaan, mereka sudah berkolusi dengan antek-antek yang selalu dan selalu salah indentifikasi siapa kawan dan siapa lawan Republik Indonesia tercinta. Memang begitu penilaian mereka yang tidak matang, penilaian yang dipaksakan peraman, bukan matang manis di pohon. Dari dulu memang begitu.
“…Capek-capek kuliah tinggi-tinggi tidak menjamin menjadi bener, jujur dan jejeg
berdasarkan welasasih kemasyarakatan.
Mempertuhankan otak botak, hitam di atas putih tanpa misi sosial kemasyarakatan…”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H